This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. (Arrahmah.com) – Bidang dakwah, pendidikan dan pelayanan masyarakat mujahidin Ash-Shabab Somalia pada Ahad (3/2/2013) kembali melaksanakan sejumlah program penting di wilayah yang berada dalam pemerintahan mereka. Di distrik Islam Kido, mujahidin mengadakan pelatihan ilmu syariat bagi penduduk setempat....

BULO BURTI

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

IMAM SUPRIADI UNTUK INDONESIA

21 Apr 2012

Giliran Rakyat Kecil Ganti Makan Singkong, Pejabat Makan Fast Food

DEPOK (VoA-Islam) – Apa sebagian kata warga Depok menanggapi program Pemerintah Kota Depok “One Day No Rice” (Satu Hari Tanpa Makan Nasi) yang digulirkan Nur Mahmudi Ismail?
David misalnya, agak sewot dengan program itu. Ia katakana, giliran orang miskin diganti Singkong, tapi giliran orang kaya diganti makan Sea Food & Fast Food . “Apa manfaatnya one day no rice, ga lucu ga mutu! Ironi di negri agraria!!” kata David tidak setuju.
Feby, warga Depok lainnya mengatakan, orang Indonesia kalau nggak makan nasi nggak nendang. Kiki, pelajar Depok juga berkomentar, kalau makan singkong pake keju pasti enak. Junaedi,w arga Depok malah bilang, program itu seperti ada unsur politisnya. Sebagian besar warga Depok sepertinya kurang merespon program yang digulirkan Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail. Ada yang terkesan cuek.
Seperti diketahui, sejak Februari 2012, Pemerintah Kota Depok menggulirkan program Sehari Tanpa Nasi atau One Day No Rice. Setelah diklaim sukses dijalankan oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS), pemerintah kota kini tengah membidik kalangan pelajar dan pengusaha kuliner.

Setiap restoran di Depok saat ini sedang dibina untuk ikut menyukseskan program tersebut. Tak hanya itu, pemerintah kota juga tengah menginventarisir menu-menu yang ada di tiap restoran.

"Kami ingin buktikan bahwa one day no rice tak rumit, dan mudah diimplementasikan, karena itu langkah selanjutnya ada di bidang kuliner," kata Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail.

Sasaran restoran yang akan dibina yakni diutamakan restoran yang berada di kawasan ramai. Seperti Jalan Margonda, Jalan Cinere Raya, Cibubur, dan Jalan Raya Bogor. Langkah kongkretnya yakni dengan melabelkan menu makanan dengan kalimat One Day No Rice. Nur Mahmudi menjamin bahwa dia akan makan di restoran itu jika sudah terealisasi. "Jadi baik makanan lokal ataupun internasional bisa diberi label misalnya gado-gado One Day No Rice, atau Sushimie One Day No Rice," tuturnya.

Bahkan, kata dia, restoran Padang diminta pula untuk menyuguhkan menu One Day No Rice. Dengan begitu, kata dia, semangat menyelamatkan ketahanan pangan nasional bakal tercapai. "Kalau saya lihat restoran Padang itu hanya jualan lauk pauk saja yang banyak, nasinya dikit, mulai sekarang bisalah disuguhkan makanan pengganti nasi, seperti nasi jagung, singkong, atau kentang," tandasnya.
Orang Depok Doyan Singkong
Kebijakan satu hari tanpa nasi yang berlakukan setiap Selasa, masih disosialisasikan di area kantor pemerintahan Kota Depok. Pedagang kantin yang menjual nasi pun banyak yang memilih tutup.

Sementara kantin yang buka, mengganti menu mereka dengan olahan singkong dan kentang. Sekilas, bahan makanan di bakul itu nampak seperti nasi. Namun bila diteliti, bahan makan itu ternyata singkong yang di parut lalu di kukus sebagai pengganti nasi.

Seperti tampak di gerai pedagang nasi bakar di areal kantin Pemkot Depok. Sang pedagang harus memutar otak agar barang dagangannya laku diserbu pembeli. Hasilnya, sebuah menu nasi bakar pun disulap jadi singkong bakar, dengan kemasan yang dibungkus daun pisang layaknya kemasan nasi bakar. Desastian

KH Hasyim Muzadi: Salahnya Amandemen Separuh-Separuh, Kalau Ikut Amerika Aman Indonesia

Jakarta (SI ONLINE) - Mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi mengeluarkan kritik tajam sekaligus pedas. Kata Kiyai Hasyim, amandemen UUD 1945 yang dilakukan secara separuh-separuh justru membawa kegelisahan yang sangat kuat terhadap sistem ketatanegaraan.

"Salahnya amandemen separoh-separoh, kalau sekalian ikut Amerika aman Indonesia", sindir Kiyai Hasyim sambil tersenyum dalam Diskusi Publik "Bersama Mahkamah Konstitusi, menegakkan Kedaulatan Negara", di Auditorium Gedung PP Muhammadiyah Jakarta, Jumat (20/4/2012).

Kiyai Hasyim juga mengkritik lembaga tertinggi negara, MPR, yang dengan sadar melucuti kewenangannya sendiri. Karena itu saat ini MPR bukan lagi lembaga tertinggi negara, tetapi hanya menjadi Lembaga Negara.

"MPR tawadhu melucuti kewenangannya sendir, melucuti senjatanya sendiri. Kok ada ya orang yang melucuti dirinya sendiri. Ini wahyu darimana?", tanyanya.

Sebelumnya, pengasuh Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang dan Depok itu juga berbicara tentang uji materi UU Migas. Kiyai Hasyim adalah salah satu dari sekian banyak yang turut menggugat. Menurut Kiyai Hasyim, UU Migas tidak semata salah dari sisi hukum.

"Persoalan UU Migas ini tidak hanya masalah hukum. Tapi juga masalah rezeki dan political will (kemauan politik, red)", katanya.

Soal political will, Kiyai Hasyim mengingatkan uji materi UU Migas bukan masalah hukum biasa. "Kita akan menghadapi penguasa dalam dan luar negeri, pendapat-pendapat yang berdasarkan pendapatan", kata Kiyai Hasyim khas dengan guyonan Kiyai Jawa Timuran.

Meski tantangannya besar, Kiyai Hasyim mengajak semua kalangan untuk tidak surut. "Sekali kita memulai, kita tidak boleh berhenti untuk melanjutkannya", serunya.

Rep: Shodiq Ramadhan

19 Apr 2012

Masjid Ahmadiyah Disegel Pemkot Depok

Depok – Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat, akhirnya memenuhi permintaan Front Pembela Islam (FPI) yang meminta agar menyegel secara resmi masjid Ahmadiyah di kota Depok.
Masjid Ahmadiyah dan sekretariatnya yang berada dalam satu kawasan di Sawangan, Depok disegel secara resmi oleh pemerintah kota Depok yang di eksekusi oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Jumat (15/04/11). Kepala Satpol PP Depok, Gandara Budiana menempelkan surat penyegelan tersebut di pintu masjid Al Hidayah milik warga Ahmadiyah. “Dengan ini, Pemkot Depok resmi memenuhi tuntutan FPI dan masyarakat muslim Sawangan lewat aksi unjuk rasa besar-besaran kemarin,” ujar Budiana.
Sebelum menetapkan keputusan untuk menyegel Masjid milik Ahmadiyah Depok, jajaran Pemerintah Kota bersama Muspida, kepolisian, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar rapat membahas penyegelan tersebut. Meski telah disegel, FPI dan tokoh agama tetap menuntut Pemkot Depok dan polisi tidak membuka segel dan balok kayu, yang dipasang warga. Massa khawatir, jika segel dibuka, Jamaah Ahmadiyah kembali melakukan kegiatan keagamaan mereka.
Sehari sebelumnya, massa Front Pembela Islam bersama sejumlah tokoh agama dan Pemuda Muslim Maluku berunjuk rasa di kantor Wali Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (14/4/2011). FPI meminta agar Pemkot Depok menyegel secara resmi masjid Ahmadiyah, karena peraturan Wali Kota Depok melarang segala bentuk aktivitas Ahmadiyah sudah dikeluarkan. [slm/fpi]


Sumber : antaranews.com
Sumber: http://fpi.or.id/index.php?p=detail&nid=426

Fikre: Saya Disiksa di UEA Atas Permintaan Pemerintah AS


Seorang Muslim Amerika yang mencari suaka di Swedia Rabu kemarin (18/4) mengklaim dia ditahan di Uni Emirat Arab atas permintaan pemerintah AS pada musim panas lalu, disiksa di dalam tahanan dan diinterogasi tentang aktivitasnya di masjid Portland.
Yonas Fikre mengatakan dalam konferensi pers hari Rabu kemarin bahwa ia ditahan selama 106 hari dan mengalami penyiksaan serta ditahan di dalam sel isolasi yang dingin.
Fikre, 33 tahun, warga negara AS kelahiran Eritrea, mengatakan ia memang jamaah masjid di Portland, di mana dirinya dituduh dalam komplotan yang akan meledakkan bom di kota barat laut AS. Dia pindah ke Sudan pada 2009 dan kemudian ke Uni Emirat Arab. Dia pergi ke Swedia, di mana ada kerabatnya di sana, setelah dibebaskan dari tahanan pada 15 September tahun lalu.
Fikre, yang masuk Islam pada tahun 2003, adalah pria Muslim ketiga dari Portland yang ditahan saat bepergian ke luar negeri dan diinterogasi tentang Masjid As-Sabar Portland.
Pada bagian lain, Mohamed Osman Mohamud, seorang warga Amerika Somalia yang saat ini sedang menunggu persidangan atas tuduhan berencana meledakkan bom di pusat kota Portland pada November 2010, pernah berkunjung ke masjid Portland.
Fikre mengatakan ia bertemu Mohamud beberapa kali, tapi tidak menyebutnya seorang teman atau bahkan kenalan.
Fikre mengatakan ia ditangkap pada 1 Juni tahun lalu di Uni Emirat dan dibawa ke penjara di Abu Dhabi, di mana ia diinterogasi tentang aktivitas masjid Portland dan imamnya, Mohamed Sheikh Abdirahman Kariye.
Ketika pertama kali ia menyebut interogator UEA nya bekerja untuk FBI, mereka menjadi sangat marah, ujarnya.
"Mereka menjadi sangat marah dan mereka berkata: Kami tidak bekerja dengan Amerika, kami adalah negara independen." Namun, dalam hari-hari terakhir kurungan nya, Fikre mengatakan bahwa salah satu interogator mengakui bahwa FBI telah terlibat dalam interogasi dan penangkapan dirinya.
"Dia mengkonfirmasi kepada saya bahwa FBI ada di sana. Juga ketika saya dipukuli, mereka memang mengakui bahwa FBI tahu persis apa yang terjadi dan mereka bekerja dengan FBI," kata Fikre.(fq/cbs)

Imam Masjid Bukan Hanya Pemimpin Shalat

Jakarta (SI ONLINE) – Umat Islam saat ini sedang berada pada krisis multi dimensional. Imam masjid yang harusnya mampu berperan di tengah masyarakat, tidak bisa memainkan peran pentingnya. Padahal pada zaman Rosululloh Muhammad SAW, Imam masjid bukan hanya sebagai pemimpin shalat tetapi sebagai pemimpin umat. Sejatinya imam masjid bisa memainkan fungsi tak terbatas.

“Fungsi imam dalam masjid tidak terbatas, bukan hanya sebagai pemimpin shalat. Juga seperti zaman Rosululloh SAW, imam masjid sebagai pemimpin umat, imam masjid juga sebagai komunikator umat Islam, sebagai guru, sebagai konseling untuk jama’ah dan masyarakat umum, sebagai orang mengeluarkan fatwa,” kata intelektual Muslim dari Sudan, Dr. Faisal Mahmud Adam, dalam sebuah seminar tentang Reaktualisasi Peran Masjid sebagai Pusat Peradaban Islam di Jakarta, akhir pekan lalu.

Menurut staf pengajar Universty of The Holly Quran and Islamic Science, Sudan ini, agar imam Masjid mampu berperan maksimal, mereka harus diberikan wawasan bahwa imam masjid adalah salah satu bagian penting dalam pemberdayaan masjid untuk kebangkitan islam.

"Kebangkitan Islam berangkat dari imam masjid yang menjalankan fungsinya sesuai dengan yang di sunnahkan Rosululloh SAW", lanjutnya.

Salah satunya imam masjid perlu mengembangkan diri bukan hanya sebagai peran tunggal melainkan peran majemuk dimasyarakat. Hal ini diperlukan  agar imam masjid dapat merangkul masyarakat untuk bersama-sama menegakkan Dinul Islam.

Rep: Mesyah Achreini
Red: Shodiq Ramadhan

Info orang hilang : Seorang muslimah dijebak dan diculik, mohon bantuan kaum Muslimin

 Assalamualaykum wa rohmatullahi. wa barakatuh
Telah hilang Sakinah Binti Ali bin Smith (korban) adik dari Bahar bin Ali bin Smith, sakinah diketahui menghilang sudah sekitar 3 Minggu di Jakarta. Hilangnya saudari Sakinah dikarenakan diiming-iming untuk mengikuti audisi model disebuah majalah remaja.
Berikut Sekilas Kronologis dan latar belakang hilangnya saudari Sakinah yang disampaikan oleh pihak keluarga kepada redaksi arrahmah.com.
Sakinah Binti Ali bin Smith (korban) adik dari Bahar bin Ali bin Smith, sudah sekitar 3 Minggu di Jakarta,sebelumnya dia tinggal di Manado. Adapun kedatangannya ke Jakarta disebabkan dia mendapat tawaran menjadi model di Bali yg kemudian tidak diseujui oleh pihak keluarga, sehingga sakinah diminta untuk ke Jakarta tinggal bersama kakak tertuanya, Bahar bin Ali bin Smith,
Ketika tinggal di Jakarta, keluarga tidak mengetahui apabila sakinah ternyata masih berhubungan dengan pihakn yg mengajaknya bergabung menjadi model yakni Ibu Lathifah yg mengaku bagian dari majalah "Kawanku".
Kejadiannya Sakinah pergi tanpa pamit pada hari senin ketika semua keluarga sedang tertidur, dan menyampaikan sms ketika dia telah sampai di daerah Cipulir. Kemudian Keluarga menelepon sakinah dan ibu Lathifah mengenai kejelasan tersebut, dan ibu Lathifah hanya menyampaikan kalau Sakinah akan mengikuti masa karantina di Mangga Dua, tanpa alamat yang jelas. Setelah itu keluarga mengalami kesulitan komunikasi. Yakni, tidak aktifnya nomor dari sakinah dan juga Ibu Lathifah tersebut.
Secara inisiatif pada tadi malam kami melakukan penyisiran di daerah Mangga Dua, yang ternyata tidak ada lokasi yang menampung karantina para model.
Maka kami mengambil kesimpulan, bahwa Saudara kami yang bernama Sakinah telah pergi diculik oleh mereka yang mengaku akan mengajak menjadi model, karena untuk menghubungi semua ini tidak memperoleh sama sekali.
Kami khawatir, ini merupakan sindikat penjualan manusia yang melibatkan saudara kami, karena sakinah ditawari oleh Lathifah hanya melalui telepon dan belum pernah bertemu sama sekali dan juga Lathifah memperoleh informasi sakinah melalui Facebook.
Kami memohon bantuan redaksi Arrahmah untuk turut serta membantu pencarian saudara kami, ataupun memberikan informasi mengenai jaringan penipuan semacam ini.
Atas perhatian dan bantuannya kami mengucapkan terima kasih banyak, Semoga Allah terus menolong perjuangan kami semua.
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan, kepada kaum Muslimin yang memiliki informasi mengenai saudari Sakinah, dapat menghubungi redaksi@arrahmah.com atau menghubungi no. Ponsel berikut: 081298095646 atas nama Bahar bin Smith. Semoga saudari kita dapat segera kembali kepangkuan keluarga.
Jazakumullah khoiron
Wassalamualaikum wa rohmatullahi wa barakatuh.
(bilal/arrahmah.com)

Al-Qur'an Digital

Terjemah

Barat Bungkam terhadap Nuklir Zionis

Syi'ah Tak Pernah Berperang Melawan Israel

Oleh, AM Waskito

Salah satu alasan yang membuat kaum Syiah Rafidhah selalu berbunga-bunga ialah sebagai berikut…

[=] Syiah adalah musuh terbesar Amerika dan Israel.

[=] Syiah adalah musuh utama Zionis Yahudi yang sangat ditakuti karena punya intalasi nuklir.

Sejarah Syiah: "Selalu Menusuk Ahlus Sunnah dari Belakang. Dan Tak Pernah Perang Melawan Orang Kafir."
[=] Hizbullah adalah sosok kekuatan Syiah yang selalu gagah-berani menghadang barisan Zionis Israel.

[=] Sementara Saudi, Kuwait, dan Qatar, selalu bermanis-manis kata dengan dedengkot Yahudi, yaitu Amerika.

[=] Revolusi Khomeini adalah revolusi Islam yang menginspirasi perjuangan gerakan-gerakan Islam di dunia.

Ya, kurang lebih begitu klaim para aktivis agama Persia (Syiah Rafidhah) ini. Di berbagai forum, kesempatan, termasuk dalam diskusi di blog ini, alasan-alasan itu selalu mereka munculkan. Seakan-akan, tidak lagi alasan bagi Syiah untuk tetap eksis di muka bumi, selain klaim-klaim seperti itu.

Lalu bagaimana pandangan kita sebagai Ahlus Sunnah tentang klaim kaum Syiah ini?

Mari kita bahas secara ringkas dan praktis, dengan memohon pertolongan Allah Al Hadi…

PERTAMA. Kaum Syiah Rafidhah itu terus bekerja keras dan sangat nafsu, agar mereka tetap diakui sebagai Islam, tetap dipandang sebagai Muslim, tetap menjadi bagian dari kaum Muslimin sedunia. Hal ini adalah hakikat siksaan spiritual yang Allah timpakan atas hati-hati mereka, selamanya. Mereka telah sangat berdosa karena mencaci, melecehkan, mengutuk, dan mendoakan keburukan atas isteri-isteri Nabi, para Khulafaur Rasyidin, dan para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum. Maka Allah pun menjadikan mereka selalu gelisah, takut, dan sangat menginginkan diberi label Islam atau Muslim. Mereka selalu dalam kebingungan seperti ini, layaknya Bani Israil yang kebingungan selama 40 tahun di Padang Tiih, karena telah menghina Musa ‘Alaihissalam dan Allah Ta’ala. Lihatlah manusia-manusia pemeluk agama Persia (Rafidhah) itu…mereka kemana-mana membawa laknat atas doa-doa laknat yang mereka bacakan untuk mengutuki manusia-manusia terbaik dari para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum.

KEDUA. Dalam sejarahnya, sejak zaman Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu sampai hari ini, ketahuilah bahwa Syiah Rafidhah (agama Persia) ini tidak pernah berjihad melawan kaum kufar, baik itu Nashrani, Yahudi, musyrikin, dan orang-orang atheis. Syiah tidak punya sejarah jihad menghadapi kaum kufar. “Jihad” kaum Syiah sebagian besar diarahkan untuk menyerang kaum Sunni, sejak zaman dahulu sampai saat ini.

Mula-mula Syiah di Kufah mengundang Husein Radhiyallahu ‘Anhu datang ke Kufah, katanya mau dibaiat. Karena Husein sudah berangkat ke Kufah, oleh penguasa kala itu (Yazid bin Muawiyah) Husein dianggap bughat, sehingga boleh ditumpas. Waktu tiba di Kufah, tak satu pun kaum Syiah keluar untuk membaiat, menolong dan mendukung Husein. Posisi Husein sangat terjepit, akan kembali ke Madinah, dia sudah dianggap bughat. Meminta bantuan Kufah, tak satu pun Syiah yang akan menolong. Akhirnya, Husein ditumpas di Padang Karbala. Bahkan kala penumpasan itu, tak satu pun hidung Syiah menampakkan diri, walau sekedar untuk menolong korban dari pihak Husein dan keluarganya. Nah, peristiwa pembantaian Husein oleh kaum Syiah itulah yang selalu mereka rayakan dan nikmati dalam momen-momen Asyura. Air mata mereka mengutuk para pembunuh Husein, sedangkan hati mereka berucap: “Alhamdulillah Husein dan keluarganya telah binasa di Karbala.”

“Jihad” kaum Syiah berikutnya ialah membantu Hulagu Khan (penguasa Mongol) untuk menumpas Khilafah Abbassiyah. Kemudian mereka berusaha melenyapkan kaum Sunni di Mesir, tetapi berhasil ditumpas oleh Nuruddin Mahmud Zanki. Mereka terus menikam perjuangan Shalahuddin Al Ayyubi. Mereka juga selalu menjadi musuh Khilafah Turki Utsmani, selalu kerjasama dengan negara-negara Nashrani Eropa untuk melemahkan Khilafah Turki. Di zaman kontemporer, Revolusi Khomeini di Iran telah menumpas Ahlus Sunnah di Iran. Mereka juga menikam perjuangan mujahidin di Afghanistan. Mereka membantai Ahlus Sunnah di Irak, Libanon, Suriah, Yaman, bahkan mereka hampir menguasai Bahrain.

Singkat kata, tidak ada Jihad kaum Syiah dalam sejarah, selain “jihad” yang diarahkan untuk memusnahkan dan menghancur-leburkan kaum Sunni. Sejarah klasik dan modern sudah memaparkan fakta. Bahkan dalam kasus Iran Contra Gate terbongkar skandal besar. Ternyata, di balik gerakan Kontra di Nikaragua, Amerika memasok senjata kepada para gerilyawan itu. Darimana dananya? Dari hasil kerjasama jual-beli minyak dengan Iran. Padahal dalam kampanye dunia, sudah dimaklumkan bahwa Amerika itu sedang konflik dengan Iran. Tetapi di balik itu ada sandiwara “jual-beli minyak” yang menggelikan. Kasus ini sangat terkenal, sehingga seorang kolonel Amerika dikorbankan sebagai tumbalnya.

KETIGA. Apa sih yang dilakukan Hizbullah (Syiah Rafidhah) di Libanon kepada Israel? Apakah dia terlibat perang terbuka dengan Israel? Apakah dia menduduki wilayah Israel dan berusaha mengusir penduduk Yahudi? Ternyata, aksi-aksi Hizbullah itu hanya melepaskan tembakan mortir ke arah pasukan Israel atau wilayah Israel. Atau mereka melakukan tembakan senapan, atau tembakan rudal anti tank. Hanya itu saja. Mereka tidak pernah terlibat perang terbuka vis a vis, seperti para pejuang Ahlus Sunnah di Irak, Afghanistan, Chechnya dan lainnya. Jadi singkat kata, aksi-aksi Hizbullah itu hanya semacam “main-main” untuk membuang amunisi-amunisi ringan. Itu saja kok.

KEEMPAT. Dalam sejarah perang Arab-Israel, sejak merdeka tahun 1948 Israel sudah berkali-kali bertempur dengan pasukan Arab. Yang terkenal adalah perang tahun 48, perang tahun 67, dan perang tahun 70-an. Ia kerap disebut perang Arab-Israel. Setelah itu belum ada lagi perang yang significant. Dalam sejarah ini, lagi-lagi tiada peranan Iran sama sekali. Bahkan ketika Ghaza dihancur-leburkan Israel pada tahun 2008-2009 lalu, Iran lagi-lagi tidak terlibat apa-apa. Jadi, apa yang bisa dibanggakan dari manusia-manusia pemeluk agama Persia (Syiah Rafidhah) itu?

KELIMA. Menurut Ustadz Farid Okbah, di Iran itu sangat banyak orang-orang Yahudi. Menurut informasi, jumlahnya bisa mencapai 50.000 jiwa. Mereka bisa hidup aman dan sentosa di Iran, sedangkan Ahlus Sunnah hidupnya sangat menderita disana. Iran bersikap welcome kepada kaum Yahudi, dan sangat ofensif kepada kaum Muslimin. Ini adalah realitas yang sangat menyedihkan. Makanya tidak salah kalau ada yang mengatakan, Rafidhah lebih sadis dari orang-orang kafir lain.

Contoh yang sangat unik ialah kerjasama antara Hamas dan Iran. Banyak orang menyebutkan, Hamas kerap kerjasama dengan Iran. Hal itu konon berdasarkan sikap Syaikh Al Bana yang dulunya pernah berujar, bahwa Syiah adalah sesama saudara Muslim juga. Mereka sama-sama Ahlul Qiblah. Tetapi realitasnya, Ikhwanul Muslimin di Suriah dibantai puluhan ribu manusia disana oleh regim Hafezh Assad. Ternyata, regim itu dan anaknya, dibantu oleh Iran juga. Nah, ini kan sangat ironis. Hamas kerjasama dengan Iran, sementara Al Ikhwan di Suriah dibantai oleh regim Suriah yang didukung oleh Iran.

KEENAM. Propaganda bahwa Syiah Rafidhah itu musuh Zionis Israel, semua ini hanya propaganda belaka. Sejatinya mereka itu teman-karib, sahabat dekat, saling tolong-menolong, sebagian menjadi wali atas sebagian yang lain. Mereka ini selamanya tak akan pernah terlibat dalam peperangan. Kaum Yahudi membutuhkan Iran, sebagai seteru Ahlus Sunnah. Sedangkan Iran membutuhkan Yahudi, juga sebagai seteru Ahlus Sunnah. Dalam hadits Nabi Saw juga disebutkan bahwa kelak dajjal akan muncul dari Isfahan (salah satu kota di Iran yang saat ini banyak dihuni Yahudi) dengan 70.000 pasukan. Yahudi membutuhkan Iran, karena darinya akan muncul pemimpin mereka. Dan dalam literatur-literatur Syiah, sosok dajjal itu sebenarnya adalah sosok “Al Mahdi Al Muntazhar” yang selalu mereka tunggu-tunggu. Begitulah, banyak kesamaan kepentingan antara Syiah dan Yahudi.

KETUJUH. Fakta berikutnya yang sangat mencengangkan. Ternyata Syiah Iran juga menjalin kerjasama dengan China dan Rusia, dua negara dedengkotnya Komunis. Mereka ini umumnya kerjasama dalam soal industri, perdagangan, dan jual-beli senjata. Ketika Amerika berniat menjatuhkan sanksi akibat instalasi nuklir Iran, segera China dan Rusia memveto niatan itu. Kedua negara terang-terangan membela Iran. Begitu juga China dan Rusia juga membela regim Bashar Assad (semoga Allah Al Aziz segera memecahkan kepala manusia durjana satu ini, amin ya Mujibas sa’ilin) dari ancaman sanksi internasional. Sedangkan kita tahu, regim Suriah sangat dekat koneksinya dengan Iran. Jadi, kita bisa simpulkan sendiri posisi Iran di mata China, Rusia, dan regim Suriah.

Jadi kalau kemudian kita mendengar propaganda Syiah anti Yahudi, Syiah anti Amerika, Syiah anti Zionis, dan sebagainya…ya sudahlah, saya akan ketawa saja. Tidak usah dianggap serius. Anggaplah semua itu hanya “olah-raga kata-kata” saja (meminjam istilah seorang politisi busuk). Syiah selamanya akan berkawan dengan kaum kufar dan sangat apriori dengan kaum Muslimin (Ahlus Sunnah). Mereka itu lahir dari sejarah kita, tetapi wujud dan hatinya milik orang kafir. Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik.

Semoga artikel sederhana ini bermanfaat. Semoga kita semakin sadar, bahwa Syiah Rafidhah bukanlah kawan. Mereka membutuhkan istilah kawan selagi masih lemah. Nanti kalau sudah kuat, mereka akan menghancur-leburkan Ahlus Sunnah. Tetapi cukuplah Allah Ta’ala sebagai Wali, Pelindung, dan Penolong kita. Dialah sebaik-baik Pelindung dan Penjaga. Walhamdulillahi Rabbil a’alamiin

Kasus Solo Bukan Terorisme Tetapi Operasi Intelijen

MT Arifin
(Pengamat Militer dan Intelijen)



Pengamat Militer dan Intelijen dari Solo, MT Arifin menceriterakan, pasca terjadinya penembakan mati terduga teroris di Solo, Farhan dan Mukhsin oleh pasukan Densus, Jum’at (31/8/2012), dirinya langsung diwawancarai oleh stasiun televisi swasta nasional dari Jakarta. Dalam wawancara itu dia mengemukakan bahwa kasus Solo itu bukanlah terorisme tetapi merupakan operasi intelijen.

Namun anehnya, sehari kemudian dirinya mendapat serangan santet yang datangnya dari arah Jakarta. “Alhamdulillah, serangan santet itu berhasil digagalkan,” ungkap MT Arifin yang juga memahami masalah supranatural tersebut. Pengamat Militer dan Intelijen itu tidak mau menduga-duga, siapa yang memerintahkan serangan jahat melalui ilmu hitam tersebut.

Berikut ini wawancara Tabloid Suara Islam dengan MT Arifin seputar terorisme dan operasi intelijen untuk menciptakan keadaan dan mengalihkan isu krusial yang terjadi pada pemerintahan SBY.


Mengapa kelompok Islam selalu disebut teroris, sedangkan Kristen seperti RMS dan OPM separatis, padahal mereka lebih banyak menimbulkan korban bagi personil TNI dan Polri ?

Persoalan istilah teroris dan separatis bukan stigmatisasi terhadap kelompok yang melakukan perlawanan pada institusi resmi, tetapi didasarkan atas konsep politik yang berkaitan dengan sifat yang ingin dilakukan dengan melakukan tindakan itu. Separatis konsepnya berkaitan dengan pemisahan, misalnya suku atau daerah ingin memisahkan diri dari negara. Sedangkan teroris konsep politik yang berkaitan dengan tindakan kekerasan untuk membentuk opini publik dan melakukan tekanan terhadap kekuasaan. Jadi dasarnya adalah konsep politik.

Dalam konteks Kenegaraan, lebih berbahaya mana antara teroris dan separatis ?

Persoalannya bukan lebih berbahaya mana antara teroris dan separatis. Persoalannya adalah gerakan itu menimbulkan efek yang bagaimana. Kemudian akibat dari efek itu akan menimbulkan konsekuensi-konsekuensi politik tertentu. Kalau dulu sampai sekarang separatis dihadapi oleh angkatan perang, tetapi kalau teroris dihadapi polisi. Kalau sekarang separatis dihadapi polisi, itu tergantung UU. Misalnya, kalau dianggap sebagai suatu tindakan yang membuat kekacauan di masyakarat dimana law and order terganggu, biasanya dihadapi polisi. Tetapi kalau sudah perlawanan total secara resmi, maka akan dihadapi militer dan semuanya dipengaruhi UU yang berlaku.

Mengapa sasaran Densus selalu umat Islam, padahal Kristen juga banyak terorisnya seperti Laskar Kristus yang aktif melakukan latihan militer di berbagai tempat tetapi dibiarkan saja ?

Kalau dilihat secara keseluruhan sebenarnya tidak begitu, terbukti Tibo cs yang melakukan pembantaian terhadap umat Islam di Poso juga dihukum mati. Sebenarnya kalau dilihat dari segi hukum, siapapun dan apapun kelompok tanpa pandang bulu diberlakukan sama. Memang di Indonesia yang sering jadi sasaran adalah umat Islam karena mayoritas. Kemudian dilihat dari pergerakan dan sejarah serta rumusan yang ada di jaringan intelijen, yang menjadi sasaran berbahaya adalah umat Islam sejak kasus pemberontakan DI-TII pada masa Kartosoewirjo. Kalau saya baca di berbagai buku intelijen, memang berasal dari sana. Sehingga Islam menjadi satu corak yang dianggap sangat menonjol. Pertanyaannya, mengapa kelompok non Islam tidak melakukan itu, karena mungkin mereka tidak terlalu besar dan lebih banyak melakukan gerakan separatisme seperti RMS dan OPM. Sebenarnya umat Islam juga pernah melakukan gerakan separatisme seperti GAM di Aceh.

Saya kira juga dipengaruhi perkembangan di tingkat global, terutama munculnya terorisme di tingkat internasional akibat kegagalan menyelesaikan kasus Afghanistan, terutama setelah terjadinya perpecahan antara kelompok Mujahiddin dengan AS pasca kekalahan Uni Soviet di Afghanistan. Juga setelah terjadinya perbedaan pendapat antara AS dengan Irak masalah minyak yang menyebabkan terjadinya Perang Teluk Persia II setelah Irak menyerbu Kuwait (1990) sampai invasi pasukan AS ke Irak (2003) yang menyebabkan jatuhnya pemerintahan Saddam Hussein. Memang setelah itu terjadi suatu pergerakan dimana Islam bangkit menjadi kekuatan pengontrol terhadap Pan Americanisme. Sehingga menjadi suatu merek yang sangat laik pasar dan itu berpengaruh terhadap Indonesia. Persoalannya, karena wilayah umat Islam di Timur Tengah kaya akan minyak bumi dan biaya produksinya sangatlah murah jika dibandingkan dengan wilayah lain yang biaya produksinya sangatlah tinggi, karena itulah wilayah umat Islam selalu menjadi sasaran negara lain.

Apa korelasi antara terorisme dengan persediaan minyak dunia ?

Tahun 2000 lalu ada pertemuan ahli intelijen internasional dari Barat yang membahas persoalan hubungan internasional, dimana dinyatakan bahwa dunia Barat sangat kritis akan kebutuhan minyak. Karena itu minyak bumi menjadi salah satu fokus persoalan hubungan antar bangsa dan kebetulan yang menjadi masalah adalah kontrol Islam atas Barat setelah bubarnya Uni Soviet. Kemudian Islam menjadi kekuatan utama yang akan mengontrol pada saat Barat melihat minyak sebagai fokus persoalan antar bangsa, karena itu menimbulkan terorisme internasional.

Kalau sebelumnya ada terorisme nasional yang melahirkan gerakan seperti IRA di Irlandia dan gelombang kedua melahirkan terorisme ideologis seperti Tentara Merah di Jepang dan Italia, sekarang terorisme internasional memperebutkan SDA strategis seperti minyak dan Islam menjadi kekuatan utamanya. Sehingga lahirlah Teori Samuel Huntington yang menganggap Islam sebagai musuh Barat setelah jatuhnya Uni Soviet. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap Indonesia yang memiliki ketergantungan bantuan, peralatan, kerjasama, pendidikan, pelatihan dan utang dari Barat.

Selama ini Densus dibentuk, dilatih serta dibiayai AS dan Australia. Bagaimana komentar Anda sebagai pengamat militer dan intelijen ?

Bukan dibiayai, justru kita yang minta bantuan kesana karena tidak memiliki dana. Ada sebuah kritikan yang berasal dari pengamat intelijen pada beberapa kasus terorisme. Katanya bukan untuk persoalan terorisme, tetapi untuk membentuk opini dan menghentak negara yang dijadikan sasaran donatur. Karena itu sekarang bukan persoalan teroris, sebab kalau dilihat dari standar terorisme secara internasional, teroris bukan seperti di Indonesia dimana mereka menembak dengan pistol. Jadi perlu adanya standar mana yang disebut teroris dan mana yang disebut kejahatan, jadi harus jelas. Sebab jika tidak, maka nanti kalau proyek yang laku teroris, maka semuanya akan dimasukkan ke dalam kerangka teroris.

Jadi semakin ramai teroris, semakin menguntungkan Densus ?

Persoalannya bukan Densus, tetapi pemerintah. Kebetulan dana yang masuk ke pemerintah sebagian dioperkan ke kepolisian melalui Densus. Itu kan kerjasama antara pemerintah, apalagi polisi berada di bawah Presiden. Jadi yang menjadi persoalan bukannya Densus, tetapi pemerintah. Polisi selalu menjadi sasaran, padahal polisi hanya menjalankan perintah siapa lagi kalau bukan dari Presiden, dimana sekarang kita sedang menjalankan sistem Presidensial. Polisi sebenarnya tidak punya apa-apa, seumpama disuruh ke Timur ya ke Timur, disuruh ke Barat ya ke Barat.

Mengapa BNPT dan Densus selalu dikendalikan mereka yang anti Islam seperti Ansyaad Mbai, Gories Mere dan Petrus Golose ?

Tidak begitu, aparat dasarnya adalah prestasi. Jadi persoalannya bukan Islam dan non Islam. Orang non Islam yang senang pada Islam juga banyak, sebaliknya orang Islam yang tidak Islamis juga banyak. Justru kadang-kadang kelemahan kita dalam melakukan penilaian selalu bertolak-belakang dari Islam dan non Islam. Bagaimanapun juga mereka tidak memiliki kekuasaan apa-apa kalau tidak diberi wewenang. Jadi persoalannya kelembagaan, yang bekerja bukan hanya dia tetapi sebuah tim besar. Banyak polisi yang Islamnya bagus, tetapi persoalannya adalah dalam rangka pengamanan lembaga negara.

Jadi muaranya tertuju pada Presiden ?

Muaranya pada misi dari sebuah nation yang ditafsirkan pemerintah. Semestinya yang bertanggungjawab adalah pemerintah, bukan polisi.

Bagaimana pandangan Anda mengenai Program Deradikalisasi yang digerakkan BNPT ?

Saya jelas tidak setuju, dalam arti titik tolaknya darimana. Persoalan radikal dan tidak radikal akan dipahami dari konteks pengetahuan dan sikap radikal karena apa. Dalam UU Politik ada persoalan yang dinyatakan radikal. Jadi sikap radikal itu bukan persoalan orang itu radikal atau tidak radikal, tetapi dibangun oleh pengetahuan terhadap perkembangan nasional dan internasional serta rasa kesadaran akan ketidakadilan. Misalnya, pemerintah dalam mengatasi persoalan dianggap tidak adil, maka ini yang membentuk sikap radikal.

Jadi persoalan deradikalisasi semestinya berkaitan dengan bagaimana pemerintah mencoba untuk melaksanakan tujuan pemerintahan mengenai keadilan, kesejahteraan rakyat, menegakkan kebenaran, menegakkan hukum dan sebagainya. Pada saat sekarang telah terjadi kesenjangan yang tajam, mengenai pandangan pemerintah dan sikap yang dimiliki kelompok Islam dan non Islam serta hubungan antar mereka. Kesenjangan itu dipengaruhi informasi yang dimiliki dan perubahan sosial yang tinggi. Hal itu menyebabkan ketajaman hubungan karena terjadinya revolusi kebudayaan, dimana di Indonesia terjadi pada saat era reformasi sekarang. Itu yang menimbulkan persoalan dan tidak diantisipasi dengan program politik yang sistematik. Berbeda dengan Korea Selatan, sudah diantisipasi sejak awal bagaimana mengatur anak-anak main games. Tetapi disini tidak dan ini yang menjadi masalah. Jadi persoalan radikal dan tidak radikal adalah persoalan proses yang dialami oleh warga negara dalam kehidupan bermasyarakat akibat adanya kesenjangan tertentu.

Bagaimana tanggapan Anda mengenai rencana BNPT yang dipimpin Ansyaad Mbai untuk melakukan Sertifikasi Ulama ?

Saya kira itu tidak tepat, sertifikasi untuk apa ? Memang salah satu problem di kalangan ulama, da’i dan mubaligh adalah dalam menghadapi persoalan dimana banyak sekali pengajian yamg diberikan kelompok muda tamatan pesantren kilat. Hal ini juga terjadi di kalangan Kristen yang diberikan kelompok muda tamatan kursus Injil. Dalam memberikan ceramah, mereka belum sampai pada tingkat dengan wawasan luas, kemudian berceramah dengan sikap fanatik, dimana akhirnya menimbulkan hasil kontra produktif. Di kalangan pemuda Kristen yang fanatik juga banyak sekali dan saya mendapat laporan ini dari salah seorang pimpinan Univeristas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah. Jadi yang terdapat kelompok fanatik bukan hanya Islam saja tetapi juga Kristen. Tetapi masalahnya Islam di Indonesia mayoritas mutlak sehingga yang menonjol fanatismenya adalah Islam, padahal di Kristen juga banyak sekali yang fanatik dan fundamentalis. Fanatisme akibat itu semestinya dibicarakan dan diatasi masing-masing agama.

Apakah Sertifikasi Ulama yang akan dilakukan BNPT merupakan penghinan terhadap ulama ?

Saya kira itu tidak ada artinya. Sertifikasi biasanya pada program fungsional yang bersifat karier. Kalau ulama kan bukan jabatan karier. Sekarang persoalannya bagaimana strategi untuk menghadapi ekses-ekses itu.

Kembali ke terorisme, apakah operasi pemberantasan teroris yang digerakkan BNPT dan Densus memang proyek yang menguntungkan, dimana semakin banyak teroris yang berkeliaran maka semakin membuat kantong mereka tebal ?

Dulunya operasi semacam ini dilakukan militer dan intelijen. Jadi operasi anti terorisme bagi polisi adalah hal baru. Sekarang yang menjadi persoalan adalah bagaimana meningkatkan kinerja polisi agar menjadi lebih professional. Tetapi bukan berarti saya mengatakan kalau polisi sekarang tidak profesional dalam menanggani kasus terorisme. Namun berdasarkan kasus yang ada, seharusnya polisi meningkatkan profesionalismenya, sehingga tidak sering melakukan kesalahan target atau sasaran. Polisi juga perlu meningkatkan pemahaman terhadap penegakan hukum dan perlindungan HAM. Selain itu persoalan terorisme seharusnya dikaji dari persoalan yang lebih tinggi, bukan hanya linier.

Bagimana Anda melihat kasus penembakan mati terhadap terduga dua teroris oleh Densus di Solo baru-baru ini ?

Saya melihatnya itu operasi intelijen, bukan terorisme. Perkara kemudian dikaitkan dengan terorisme, itu bisa saja. Karena dalam operasi itu digunakan orang yang mau. Bedanya, operasi intelijen dimaksudkan untuk menciptakan suatu keadaan, tetapi kalau terorisme menggunakan kekerasan untuk mempengaruhi suatu kebijakan. Banyak sekali kasus terorisme, tetapi kalau dilihat dari ilmu pengetahuan tentang terorisme, sesungguhnya bukan terorisme.

Kasus di Solo itu jelas merupakan operasi intelijen, jika dilihat dari sifat-sifatnya. Karena sekarang proyek yang paling laku dijual ya terorisme. Seorang teroris tidak mungkin mengaku dirinya sebagai teroris. Juga tidak mungkin teroris berkali-kali nongkrong pada satu tempat. Kalau teroris, begitu mengebom tidak akan kembali lagi ke tempat itu sampai puluhan tahun. Karena itu kita harus memperjelas, apa terorisme itu. Jangan sampai mendefinisikan terorisme dengan pola-pola kriminal. Sekarang yang terjadi di Indonesia, melihat terorisme sebagai pergerakan kriminal. Masak teroris hanya nongkrong disitu-situ saja, tidak berpindah-pindah tempat. Seharusnya teroris tidak seperti itu, karena konsekuensinya mati. Saya kira terorisme sebagai suatu cara untuk mengalihkan isu. Sebab kalau ada persoalan yang muncul di pemerintahan, maka untuk mengalihkan isu muncullah operasi pemberantasan terorisme. Kalau sudah begitu, semua media massa pasti akan melupakannya dan mengarahkannya kesana.

Kalau kasus penembakan mati dua orang terduga teroris di Solo, untuk mengalihkan isu yang mana di pemerintahan SBY ?

Kita lihat dari kategorinya, seperti kasus M Thoriq di Tambora, Jakarta. M Thoriq sudah diamati sejak setahun lalu, tetapi mereka baru menangkapnya pada saat diperlukan untuk mengalihkan isu. Seperti kasus Solo, adanya pemberitaan seorang anggota Densus yang mati tertembak tidak sebagaimana yang saya peroleh kabarnya. Juga kasus polisi yang tertembak di Prembun Purworejo beberapa waktu lalu. Kabarnya tertembaknya polisi tersebut hanya karena rebutan wanita, tetapi kemudian dikabarkan karena ditembak teroris. Waktu itu saya sudah protes pada salah seorang pejabat kepolisian di Polda Jateng, tetapi katanya sudah dilaporkan kasus yang sebenarnya ke Mabes Polri, tetapi ketika sampai di Jakarta ceriteranya jadi berubah menjadi kasus terorisme.

Banyaknya kasus terorisme, apa memang tujuannya untuk mendiskreditkan umat Islam Indonesia yang mayoritas ?


Persoalannya bukan umat Islam. Persoalannya kasus terorisme bisa digunakan untuk berbagai kepentingan. Seperti kepentingan untuk mengalihkan perhatian, peningkatan program sehingga mendapat dana yang besar, agar kinerjanya terlihat efektif dan sebagainya. Jadi kebetulan saja mereka latar belakangnya beragama Islam.

Mengapa setiap menjelang kedatangan pejabat tinggi AS ke Indonesia, selalu muncul kasus terorisme, seperti baru-baru ini menjelang kedatangan Menlu Hillary Clinton ?

Kalau itu bisa saja penafsiran-penafsiran, tetapi benar dan tidaknya kita tidak tahu. Karena dalam kasus terorisme di Indonesia sering kali terjadi kekurangan data, maka perlu dibuat data baru, sehingga dalam berbagai kasus terjadi seperti itu.

Bagaimana menurut Anda, sikap umat Islam Indonesia dalam menghadapi kasus terorisme yang sering terjadi ?

Pertama, media massa tidak memberitakan tentang terorisme dan penyelesaiannya. Kedua, umat Islam sebaiknya bersikap tidak reaktif. Sebab kalau bersikap reaktif maka ibarat paling enak dioper bola, pasti akan memburu. Jadi begitu ada isu terorisme muncul, pasti ada masalah yang sangat kritis di pemerintahan. Jadi sepertinya umat Islam tidak terkendali dan paling mudah dioper bola agar memburunya. Ketiga, umat Islam perlu mengetahui berbagai informasi strategis.

Sebab salah satu permasalahan yang dihadapi umat Islam Indonesia sehingga mudah menjadi radikal adalah karena membaca buku-buku terjemahan dari luar yang sangat berbeda dengan kondisi dan situasi di Indonesia. Pasalnya, ketika agama jauh dari kajian kebudayaan, maka akan cenderung radikal. Sebaliknya, tatkala agama dikembangkan atas dasar pergulatan antara masyarakatnya dengan kebudayaan, maka akan cenderung tidak radikal, sebagaimana dakwah yang dikembangkan para Wali Songo dengan melalui pendekatan kebudayaan.

Abdul Halim