This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences. (Arrahmah.com) – Bidang dakwah, pendidikan dan pelayanan masyarakat mujahidin Ash-Shabab Somalia pada Ahad (3/2/2013) kembali melaksanakan sejumlah program penting di wilayah yang berada dalam pemerintahan mereka. Di distrik Islam Kido, mujahidin mengadakan pelatihan ilmu syariat bagi penduduk setempat....

BULO BURTI

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

IMAM SUPRIADI UNTUK INDONESIA

12 Sep 2012

Menteri Pertahanan Yaman menjadi target serangan bom

SANA'A (Arrahmah.com) - Menteri Pertahanan boneka Yaman, Mohammed Nasser Ahmed, selamat dari serangan bom mobil yang menargetkan iring-iringannya pada Selasa (11/9/2012) di dekat kompleks pemerintahan, namun 10 orang tewas, termasuk tujuh pengawalnya, ujar pejabat keamanan Yaman.
Serangan datang sehari setelah website berita 26sep.net mengatakan orang kedua Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) tewas dalam operasi militer di timur Yaman.
"Menteri Pertahanan menjadi target," ujar pejabat keamanan, menambahkan bahwa serangan tepat menghantam mobil pengawalnya, menewaskan tujuh orang dari mereka.
Tiga orang lainnya belum teridentifikasi, tambahnya.
Pejabat keamanan lainnya membenarkan jumlah korban tewas dengan mengatakan ia melihat empat jenazah yang hancur di dekat puing-puing kendaraan.
Agen berita resmi Yaman, Saba melaporkan bahwa ledakan kuat mengguncang daerah yang dekat degan markas kabinet dan markas penyiaran Sana'a di pusat Sana'a.
"Ledakan berasal dari bom mobil," lapor Saba.
Kepulan asap hitam membumbung ke langit dan lokasi kejadian ditutup oleh polisi di mana ambulans terlihat sibuk mengevakuasi korban, ujar saksi mata.
Di bulan Mei, Mujahidin AQAP menyatakan bertanggung jawab atas serangan syahid di ibukota yang menewaskan hampir 100 tentara boneka Yaman, mengatakan bahwa Ahmed menjadi target, mengecamnya atas operasi militer di wilayah Yaman selatan.
Belum ada pernyataan tanggng jawab atas serangan ini dari kelompok manapun. (haninmazaya/arrahmah.com)

Mesir Bantah akan Membeli Minyak Mentah Iran


Eramuslim.com | Media Islam Rujukan, Mesir pada hari Selasa kemarin (11/9) membantah pernyataan yang dikaitkan dengan Menteri Perminyakan Iran Rostam Qasemi terkait adanya pembicaraan untuk membeli minyak mentah Iran.

"Semua yang telah diterbitkan terkait adanya negosiasi untuk Mesir membeli minyak Iran benar-benar tidak memiliki kebenaran," kata Menteri Perminyakan Mesir Osama Kamal kepada Reuters.

"Saya dapat mengkonfirmasikan bahwa Kementerian perminyakan Mesir belum menandatangani satu jenis negosiasi pun dan semua yang telah dikatakan tentang masalah ini sama sekali tidak benar," tambahnya.

Iran sendiri telah mencari pembeli baru untuk minyak mereka pada saat adanya sanksi Barat atas penjualan minyak mereka terkait masalah program nuklir yang Iran buat.

Para pejabat Iran telah mengatakan beberapa kali selama beberapa bulan terakhir bahwa mereka sedang dalam pembicaraan untuk menjual minyak ke pelanggan baru.

Hubungan diplomatik antara Teheran dan Kairo sendiri rusak setelah revolusi Syiah 1979 sehubungan atas dukungan Mesir untuk Shah yang digulingkan dan perjanjian damai dengan Israel.

Sejak jatuhnya Presiden Hosni Mubarak, telah ada tanda-tanda hubungan yang membaik, termasuk Presiden Mesir Muhammad Mursi yang membuat kunjungan pertamanya ke Teheran setelah lebih dari 30 tahun belum ada pemimpin Mesir yang mengunjungi negara itu.(fq/reu)

Taliban Memburu Pangeran Inggris

Taliban Afghanistan mengatakan pada hari Senin bahwa mereka akan melakukan segala upaya dalam  untuk mencoba untuk menculik atau membunuh Pangeran Harry, yang tiba di Afghanistan pekan lalu sebagai pilot helikopter serang pasukan NATO dari Inggris, demikian laporan website chicagotribune, Senin 10 September.

Cucu Ratu Elizabeth berada di Afghanistan dalam tugas selama empat bulan, yang berbasis di Camp Bastion di provinsi Helmand, di mana ia akan berada di garis depan dalam perang yang dipimpin NATO terhadap pejuang Taliban.

"Kami menggunakan semua kekuatan kami untuk menyingkirkan dia, baik dengan cara membunuh atau menculik," kata Zabihullah Mujahid, juru bicara Taliban, kepada Reuters melalui telepon dari sebuah lokasi yang dirahasiakan.

"Kami telah memberitahu komandan kami di Helmand untuk melakukan apapun yang mereka bisa untuk membunuh dia," tambah Mujahid.

Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan ia tidak khawatir tentang ancaman Taliban terhadap Pangeran Harry.

"Itu bukan masalah yang merisaukan," kata Rasmussen dalam konferensi pers di Brussels pada hari Senin. "Maksudku, kami melakukan segala yang kami bisa untuk melindungi semua tentara yang kami dikerahkan ke Afghanistan apapun latar belakang pribadi mereka."

Kementerian Pertahanan Inggris menolak untuk mengomentari pernyataan Mujahid. Pemerintah Inggris telah memberikan beberapa rincian dari tugas Pangeran Harry di Afghanistan untuk alasan keamanan.

Pangeran  27-tahun, yang berada di urutan ketiga takhta Inggris tersebut, mengambil peran barunya dua minggu setelah kasus foto telanjangnya di Las Vegas menghebohkan media masa di seluruh dunia.

Dikenal di militer dengan pangkat Kapten Wales, ia pertama kali bertugas di Afghanistan pada tahun 2008 sebagai pengendali udara, tapi tugasnya diperpendek ketika keberadaan di Afghanistan terendus media.[rah/muslimdaily.net]

Ulama Muda Indonesia: Wacana Sertifikasi Ulama Hanya Timbulkan Masalah Baru

Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Fahmi Salim, MA menilai wacana usulan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tentang sertifikasi bagi ulama untuk mencegah terorisme di Indonesia hanya akan menimbulkan masalah baru tanpa menyelesaikan masalah sebelumnya.
"Jangan lah buat masalah baru kalau ingin menyelesaikan masalah!" tegas ustadz Fahmi Salim, MA, Wakil Sekjen MIUMI, kepada MuslimDaily.Net, Selasa pagi (11/9).
Ulama tidak perlu sertifikasi pemerintah. Ijazah dan pengakuan dari umat Islam, menurut Fahmi, sudah cukup.
"Sudah cukup ijazah dari lembaga keilmuan yang telah mengujinya sehingga lulus dari lembaga tersebut," kata Anggota Komisi Al-Qur’an dan Sunnah Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) PP Muhammadiyah itu kepada MuslimDaily.Net. 
"Yang penting jelas mata rantai atau sanad keilmuannya, lulusan mana, dan diakui oleh umat karena karya-karyanya baik tertulis maupun tak tertulis seperti ceramah atau khutbah dan lain-lainnya," tandasnya.
Ustadz Fahmi Salim juga mempertanyakan, jika wacana tersebut terealisasi, siapa yang memiliki otoritas menilai dan akan melakukan sertifikasi.
"Sekarang kalau mau disertifikasi, siapa yang berhak menguji dan punya otoritas menilai?" serunya mempertanyakan.
Menurut  anggota Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Pusat itu, deradikalisasi tidak tepat diarahkan kepada ulama, tapi cukup dilokalisir dengan melakukan dialog untuk meluruskan pemahaman para tersangka terpidana terorisme. Stigmatisasi negatif terhadap sebuah institusi madrasah atau ulama dikarenakan ulah sebagian alumni atau muridnya tidak dapat dibenarkan.
"Kalau ulama yang bener pasti penjelasan Islamnya juga bener. Kalau ada malpraktek dari murid atau yang pengikutnya ya benahi pemahaman mereka tapi jangan diamputasi ulama dan jaringan pesantrennya," tegas peneliti INSISTS Jakarta itu. [mzf/muslimdaily]

Sumber yang dekat dengan AQAP membantah Syaikh Sa'id al-Shihri terbunuh dalam serangan drone

YAMAN (Arrahmah.com) - Sumber yang dekat dengan Mujahidin Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) membantah bahwa Syaikh Sa'id al-Shihri (hafizhahullah), wakil Amir AQAP, telah terbunuh dalam serangan drone salibis AS di provinsi Hadramaut, berdasarkan laporan Abdurrazaq al-Jamal, wartawan yang sering meliput kegiatan Mujahidin Yaman, dikutip News Yemen.
Sumber yang tak disebutkan namanya itu mengatakan dalam wawancara melalui telepon bahwa yang terbunuh dalam serangan udara AS adalah para komandan lapangan, tetapi Syaikh al-Shihri tidak termasuk di dalamnya.
Menurut sumber, mereka yang terbunuh (syahid insya Allah) adalah Komandan Ahmad Muhammad Daradish, Al-Battar al-Baydani dan dua lainnya.
Abdurrazaq al-Jamal (kiri), Komandan Muhammad Daradish rahimahullah (kanan)
Daradish adalah seorang komandan yang pernah memimpin operasi penyerangan terhadap brigade artileri di wilayah Dofas di provinsi Abyan pada awal tahun ini pada saat perang antara Mujahidin Ansar al-Shariah dengan militer boneka Yaman, ia berhasil menangkap 40 dari 73 tentara boneka yang kemudian dibebaskan.
Daradish sebelumnya juga telah dinyatakan terbunuh oleh pemerintah Yaman pada saat pertempuran di kota Lawdar, tetapi kemudian ia nampak dalam sebuah video yang membantah pernyataan rezim. (siraaj/arrahmah.com)

11 Sep 2012

Iklan Anti-Islam Didemo Masyarakat Amerika

New York (SI ONLINE) - Gabungan tokoh agama, kalangan pejabat, dan aktivis komunitas melakukan aksi unjuk rasa guna iklan anti-Muslim yang dipasang di stasiun kereta api di seluruh Westchester County, New York.  Massa demonstran membawa poster yang berisi penentangan terhadap Islamophobia dan sentimen anti-Islam.

“Setiap organisasi kaum Yahudi, Arab, dan Kristen menentang fitnah dan kefanatikan dalam iklan tersebut,” kata Howard Horowitz, penduduk asli New Rochelle, salah satu dari enam orang yang berbicara selama konferensi pers.

Para pengunjuk rasa dari berbagai agama itu turun ke jalan-jalan di White Plains, Kamis (7/9/2012) pekan lalu, guna mengungkapkan rasa solidaritas mereka kepada komunitas Muslim.

Aksi demonstrasi dilakukan guna memrotes billboard kontroversial yang diposting di stasiun kereta Westchester yang dikutuk sebagai “pidato kebencian” dari “oportunis politik”. Pawai dimulai di sudut Main St. dan Mamaroneck Ave.  seraya membawa spanduk antara lain bertuliskan “Stop fanatisme anti-Muslim”.

Papan iklan anti-Islam yang dipasang sejak Agustus itu mengingatkan publik tentang peristiwa serangan 11 September 2001. Iklan tersebut dibiayai American Freedom Defense Initiative (AFDI), sebuah organisasi payung dari kelompok Stop Islamisasi America (SION).

Kaum Muslim menilai iklan tersebut juga diskriminatif terhadap umat Islam. Kaum Muslim, diperkirakan antara enam sampai tujuh juta jiwa di Amerika, telah menjadi korban utama pasca 9/11.

Sebuah laporan terbaru oleh Council on American-Islamic Relations (CAIR) dan University of California mengatakan, Islamophobia meningkat di Amerika pasca tragedi WTC 2001.

red: shodiq ramadhan

Paranoid, AS Perkuat Keamanan Jelang Peringatan 11 September

Washington (SI ONLINE) - Amerika Serikat memperkuat keamanan jelang peringatan serangan 11 September (9/11) pada Selasa, kata Gedung Putih.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih, Presiden Barack Obama, Senin, telah menerima penjelasan dari kepala keamanan penting nasional tentang kesiapan dan tindak keamanan pada malam peringatan ke-11 serangan 11 September.

Pernyataan itu mengatakan, Obama membahas dengan para kepala keamanan tentang langkah khusus di dalam negeri guna mencegah serangan yang berkaitan dengan 11/9, serta tindakan yang dilancarkan guna melindungi warganegara AS dan instalasinya di luar negeri, dan perlindungan pasukan.

Selama pertemuan tersebut, Obama kembali menyatakan semua departemen dan lembaga harus "melakukan apa saja yang mungkin untuk melindungi orang Amerika, baik di dalam maupun luar negeri", demikian laporan Xinhua.

Pemerintah Obama telah bersiap menghadapi peringatan tersebut. Gedung Putih selama satu bulan belakangan menyatakan, John Brennan, Asisten Presiden Urusan Kontra-terorisme dan Keamanan Dalam Negeri, telah mengadakan sejumlah pertemuan guna mengkaji berbagai tindakan yang dilakukan.

red: shodiq ramadhan

MUI Jabar: Sertifikasi Ulama Usulan Ngawur

Bandung (SI ONLINE) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat menilai usulan sertifikasi ulama yang diutarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) sebagai upaya deradikalisasi untuk mencegah gerakan terorisme di Indonesia adalah sebuah usulan ngawur.

"Apalagi ini, sertifikasi ulama. Saya kira itu usulan yang ngawur dan tidak jelas arahnya," kata Ketua MUI Jawa Barat KH Hafidz Utsman, Selasa (11/9/2012) seperti dirilis Antaranews.

Pihaknya menilai, jika usulan tersebut jadi dilakukan untuk seluruh ulama di Indonesia maka akan ada kesan tumpang tindih dalam penanganan masalah terorisme di negeri ini.

"Apabila usulan ini jadi maka akan tumpang tindih. Harus dikoordinasikan dulu antarlembaga terkait. Dan memangnya, kalau ini sampai jadi dilakukan maka lembaga mana yang akan melakukannya," kata dia.

MUI Jawa Barat sendiri, kata Hafidz, menyatakan siap jika dimintai pendapatkan oleh BNPT untuk diajakan berdiskusi mengenai masalah terorisme termasuk tentang usulan sertifikasi ulama.

"Kalau mereka mengundang kami untuk berbicara dalam satu forum tentang terorisme atau tentang masalah usulan ini. Kami siap," katanya.

Sebelumnya diberitakan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) mengusulkan agar para ulama mendapatkan sertifikasi dari negara. Menurut BNPT, sertifikasi da'i dan ustad adalah salah satu cara mencegah ajaran radikal. Hal itu sudah dilakukan oleh negara Singapura dan Arab Saudi.

"Dengan sertifikasi, maka pemerintah negara tersebut dapat mengukur sejauh mana peran ulama dalam menumbuhkan gerakan radikal sehingga dapat diantisipasi," kata Direktur Deradikalisasi BNPT, Irfan Idris dalam diskusi Sindoradiao, Polemik, bertajuk "Teror Tak Kunjung Usai" di Warung Daun, Jl Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (8/9/2012).

BNPT sendiri sudah melakukan pengamatan langsung di kedua negara tersebut. Hasilnya, kedua negara tersebut mampu menekan ajaran radikal.

"Pengamatan kami, Singapura dan Arab Saudi yang telah melaksanakan deradikalisasi secara efektif," kata guru besar Politik Hukum Islam UIN Alauddin Makassar itu.

red: shodiq ramadhan

Jalur Bandara Paling Menakutkan di Dunia


Bandara Internasional Ratu Juliana, Saint Martin - Karibia Timur

Terkenal dengan jalur pendaratan yang sangat pendek, hanya 2,180 meter dengan pesawat yang harus terbang sangat rendah melintasi Pantai Maho. Pilot, penumpang, dan bahkan mereka yang sedang berjemur akan terpacu adrenalinnya melihat ini.

Bandara Internasional Barra, Pulau Barra, Skotlandia

Bandara yang mengharuskan pilotnya punya keahlian lebih untuk mengerem saat pesawat mendarat. Mengapa? Karena pendaratan pesawat langsung di pinggir pantai. Kondisi pasir berlebih di tanah bisa mengakibatkan pesawat terpeleset kalau tidak pandai mengendalikannya.

Bandara Courchevel, Prancis
Bandara ini juga tergolong berbahaya bagi pilot amatir. Terletak di area ski terbesar di dunia, bandara Alpen Prancis ini juga dikenal dengan jalur pendaratan yang hanya setengah kilometer..



Bandara Gibraltar, Gibraltar.

Winston Churchill Avenue, jalan tol paling sibuk di Gibraltar tepat dilintasi jalur pesawat. Saat ada pesawat yang akan mendarat, mobil-mobil tersebut mesti berhenti. Melanggar peraturan membawa mobil di sana? Selamat tinggal dunia.

Bandara Juancho E. Yrausquin Airport, Saba
Bandara kecil ini memiliki desain yang unik, lagi mencemaskan para penumpang yang berada di dalam pesawat. Karena jalur pendaratan berada di salah satu bukit tinggi, jalur tersbeut berakhir di pinggir bukit dengan jurang menganga di pinggirnya menuju laut lepas.

Bandara Internasional Kansai, Osaka, Japan
Dibangun di pulau buatan dengan panjang jalur 2,5 mil dan lebar 1,6 mil.

Bandara Lukla, Nepal

Gunung tinggi di sisi ujung, dan jurang terjal di sisi satunya lagi. Pilot yang bersiap mendarat atau terbang harus berhati-hati jika berurusan dengan bandara satu ini.

Warga Amerika Danai Politikus Anti-Islam Belanda

 
TEMPO.CO, New York– Sekelompok warga Amerika Serikat diam-diam mendanai politikus Belanda anti-Islam, Geert Wilders, 49 tahun, untuk meraih kursi dalam pemilihan parlemen (lower house) besok. Dukungan finansial itu ditujukan untuk menghadang pengaruh Islam di Eropa.

Belanda tidak melarang politikus menerima dukungan dana asing. Tapi Wilders, pendiri partai Kemerdekaan, tidak transparan mengenai dukungan dana asing ke partainya dibanding  partai politik lainnya.

Adalah Forum Timur Tengah, lembaga think-thank pro-Israel yang bermarkas di Philadelphia, yang mengaku mendanai pertarungan Wilders di pengadilan Belanda, yang mendakwanya telah menyebarkan kebencian pada 2010 dan 2011. Direktur Forum Timur Tengah Daniel Pipes mengatakan uang itu dikirim langsung ke pengacara Wilder melalui Legal Project.

Majalah FrontPage, yang mengoperasikan jaringan dan situs sejumlah kelompok konservatif yang bermarkas di Los Angeles, juga pernah memberikan bantuan dana kepada Wilders. Menurut David Horowitz, yang bertanggung jawab atas majalah itu, menjelaskan bahwa dirinya membayar komisi Wilders saat berkunjung ke Amerika Serikat pada 2009.

Horowitz membayar komisi dari dua pidato Wilders, biaya keamanan saat aksi protes mahasiswa berlangsung, serta akomodasi untuk pengawal pribadinya asal Belanda yang memperpanjang masa tinggalnya demi menjaga keamanan Wilders.

Pemberian dukungan finansial itu dinilai telah melanggar undang-undang pajak Amerika yang melarang lembaga seperti Forum Timur Tengah dan FrontPage memberikan bantuan dana secara langsung kepada kandidat politik ataupun partai politik. Undang-undang ini mengizinkan lembaga non-profit tersebut mendukung perdebatan soal kebijakan finansial.

Wilders, dalam pernyataannya yang dikirim via e-mail, menjelaskan, biaya proses hukumnya saat itu datang dari para sukarelawan dan pembela kemerdekaan berbicara. “Saya tidak menjawab pertanyaan siapa mereka dan berapa yang telah mereka bayar. Ini dapat membahayakan keselamatan mereka,” ujarnya. Ia juga mencurigai ada motif politik di balik isu pendanaan dirinya dan partainya oleh mantan politikus Partai Kemerdekaan.

Pemerintah Belanda sendiri enggan menanggapi soal pendanaan Partai Kemerdekaan. “Saya tidak memiliki informasi atau dokumen,” kata Liesbeth Spies, Menteri Dalam Negeri Belanda.

Jajak pendapat yang dilakukan oleh TNS Nip dan Universitas Amsterdam memperkirakan Perdana Menteri Mark Rutte dari Partai Liberal bakal meraih kursi di parlemen. Rutte, yang bertugas sejak Oktober 2010 hingga koalisi partainya bubar pada April 2012 akibat pemborosan anggaran, meraih 52 persen suara dalam jajak pendapat itu. Belanda membutuhkan pemimpin yang berani dan riil. Rutte merupakan pendukung anti-bantuan terhadap Yunani dan pendukung pengetatan ekonomi.


REUTERS I MARIA RITA

Al-Qur'an Digital

Terjemah

Barat Bungkam terhadap Nuklir Zionis

Syi'ah Tak Pernah Berperang Melawan Israel

Oleh, AM Waskito

Salah satu alasan yang membuat kaum Syiah Rafidhah selalu berbunga-bunga ialah sebagai berikut…

[=] Syiah adalah musuh terbesar Amerika dan Israel.

[=] Syiah adalah musuh utama Zionis Yahudi yang sangat ditakuti karena punya intalasi nuklir.

Sejarah Syiah: "Selalu Menusuk Ahlus Sunnah dari Belakang. Dan Tak Pernah Perang Melawan Orang Kafir."
[=] Hizbullah adalah sosok kekuatan Syiah yang selalu gagah-berani menghadang barisan Zionis Israel.

[=] Sementara Saudi, Kuwait, dan Qatar, selalu bermanis-manis kata dengan dedengkot Yahudi, yaitu Amerika.

[=] Revolusi Khomeini adalah revolusi Islam yang menginspirasi perjuangan gerakan-gerakan Islam di dunia.

Ya, kurang lebih begitu klaim para aktivis agama Persia (Syiah Rafidhah) ini. Di berbagai forum, kesempatan, termasuk dalam diskusi di blog ini, alasan-alasan itu selalu mereka munculkan. Seakan-akan, tidak lagi alasan bagi Syiah untuk tetap eksis di muka bumi, selain klaim-klaim seperti itu.

Lalu bagaimana pandangan kita sebagai Ahlus Sunnah tentang klaim kaum Syiah ini?

Mari kita bahas secara ringkas dan praktis, dengan memohon pertolongan Allah Al Hadi…

PERTAMA. Kaum Syiah Rafidhah itu terus bekerja keras dan sangat nafsu, agar mereka tetap diakui sebagai Islam, tetap dipandang sebagai Muslim, tetap menjadi bagian dari kaum Muslimin sedunia. Hal ini adalah hakikat siksaan spiritual yang Allah timpakan atas hati-hati mereka, selamanya. Mereka telah sangat berdosa karena mencaci, melecehkan, mengutuk, dan mendoakan keburukan atas isteri-isteri Nabi, para Khulafaur Rasyidin, dan para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum. Maka Allah pun menjadikan mereka selalu gelisah, takut, dan sangat menginginkan diberi label Islam atau Muslim. Mereka selalu dalam kebingungan seperti ini, layaknya Bani Israil yang kebingungan selama 40 tahun di Padang Tiih, karena telah menghina Musa ‘Alaihissalam dan Allah Ta’ala. Lihatlah manusia-manusia pemeluk agama Persia (Rafidhah) itu…mereka kemana-mana membawa laknat atas doa-doa laknat yang mereka bacakan untuk mengutuki manusia-manusia terbaik dari para Shahabat Radhiyallahu ‘Anhum.

KEDUA. Dalam sejarahnya, sejak zaman Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu sampai hari ini, ketahuilah bahwa Syiah Rafidhah (agama Persia) ini tidak pernah berjihad melawan kaum kufar, baik itu Nashrani, Yahudi, musyrikin, dan orang-orang atheis. Syiah tidak punya sejarah jihad menghadapi kaum kufar. “Jihad” kaum Syiah sebagian besar diarahkan untuk menyerang kaum Sunni, sejak zaman dahulu sampai saat ini.

Mula-mula Syiah di Kufah mengundang Husein Radhiyallahu ‘Anhu datang ke Kufah, katanya mau dibaiat. Karena Husein sudah berangkat ke Kufah, oleh penguasa kala itu (Yazid bin Muawiyah) Husein dianggap bughat, sehingga boleh ditumpas. Waktu tiba di Kufah, tak satu pun kaum Syiah keluar untuk membaiat, menolong dan mendukung Husein. Posisi Husein sangat terjepit, akan kembali ke Madinah, dia sudah dianggap bughat. Meminta bantuan Kufah, tak satu pun Syiah yang akan menolong. Akhirnya, Husein ditumpas di Padang Karbala. Bahkan kala penumpasan itu, tak satu pun hidung Syiah menampakkan diri, walau sekedar untuk menolong korban dari pihak Husein dan keluarganya. Nah, peristiwa pembantaian Husein oleh kaum Syiah itulah yang selalu mereka rayakan dan nikmati dalam momen-momen Asyura. Air mata mereka mengutuk para pembunuh Husein, sedangkan hati mereka berucap: “Alhamdulillah Husein dan keluarganya telah binasa di Karbala.”

“Jihad” kaum Syiah berikutnya ialah membantu Hulagu Khan (penguasa Mongol) untuk menumpas Khilafah Abbassiyah. Kemudian mereka berusaha melenyapkan kaum Sunni di Mesir, tetapi berhasil ditumpas oleh Nuruddin Mahmud Zanki. Mereka terus menikam perjuangan Shalahuddin Al Ayyubi. Mereka juga selalu menjadi musuh Khilafah Turki Utsmani, selalu kerjasama dengan negara-negara Nashrani Eropa untuk melemahkan Khilafah Turki. Di zaman kontemporer, Revolusi Khomeini di Iran telah menumpas Ahlus Sunnah di Iran. Mereka juga menikam perjuangan mujahidin di Afghanistan. Mereka membantai Ahlus Sunnah di Irak, Libanon, Suriah, Yaman, bahkan mereka hampir menguasai Bahrain.

Singkat kata, tidak ada Jihad kaum Syiah dalam sejarah, selain “jihad” yang diarahkan untuk memusnahkan dan menghancur-leburkan kaum Sunni. Sejarah klasik dan modern sudah memaparkan fakta. Bahkan dalam kasus Iran Contra Gate terbongkar skandal besar. Ternyata, di balik gerakan Kontra di Nikaragua, Amerika memasok senjata kepada para gerilyawan itu. Darimana dananya? Dari hasil kerjasama jual-beli minyak dengan Iran. Padahal dalam kampanye dunia, sudah dimaklumkan bahwa Amerika itu sedang konflik dengan Iran. Tetapi di balik itu ada sandiwara “jual-beli minyak” yang menggelikan. Kasus ini sangat terkenal, sehingga seorang kolonel Amerika dikorbankan sebagai tumbalnya.

KETIGA. Apa sih yang dilakukan Hizbullah (Syiah Rafidhah) di Libanon kepada Israel? Apakah dia terlibat perang terbuka dengan Israel? Apakah dia menduduki wilayah Israel dan berusaha mengusir penduduk Yahudi? Ternyata, aksi-aksi Hizbullah itu hanya melepaskan tembakan mortir ke arah pasukan Israel atau wilayah Israel. Atau mereka melakukan tembakan senapan, atau tembakan rudal anti tank. Hanya itu saja. Mereka tidak pernah terlibat perang terbuka vis a vis, seperti para pejuang Ahlus Sunnah di Irak, Afghanistan, Chechnya dan lainnya. Jadi singkat kata, aksi-aksi Hizbullah itu hanya semacam “main-main” untuk membuang amunisi-amunisi ringan. Itu saja kok.

KEEMPAT. Dalam sejarah perang Arab-Israel, sejak merdeka tahun 1948 Israel sudah berkali-kali bertempur dengan pasukan Arab. Yang terkenal adalah perang tahun 48, perang tahun 67, dan perang tahun 70-an. Ia kerap disebut perang Arab-Israel. Setelah itu belum ada lagi perang yang significant. Dalam sejarah ini, lagi-lagi tiada peranan Iran sama sekali. Bahkan ketika Ghaza dihancur-leburkan Israel pada tahun 2008-2009 lalu, Iran lagi-lagi tidak terlibat apa-apa. Jadi, apa yang bisa dibanggakan dari manusia-manusia pemeluk agama Persia (Syiah Rafidhah) itu?

KELIMA. Menurut Ustadz Farid Okbah, di Iran itu sangat banyak orang-orang Yahudi. Menurut informasi, jumlahnya bisa mencapai 50.000 jiwa. Mereka bisa hidup aman dan sentosa di Iran, sedangkan Ahlus Sunnah hidupnya sangat menderita disana. Iran bersikap welcome kepada kaum Yahudi, dan sangat ofensif kepada kaum Muslimin. Ini adalah realitas yang sangat menyedihkan. Makanya tidak salah kalau ada yang mengatakan, Rafidhah lebih sadis dari orang-orang kafir lain.

Contoh yang sangat unik ialah kerjasama antara Hamas dan Iran. Banyak orang menyebutkan, Hamas kerap kerjasama dengan Iran. Hal itu konon berdasarkan sikap Syaikh Al Bana yang dulunya pernah berujar, bahwa Syiah adalah sesama saudara Muslim juga. Mereka sama-sama Ahlul Qiblah. Tetapi realitasnya, Ikhwanul Muslimin di Suriah dibantai puluhan ribu manusia disana oleh regim Hafezh Assad. Ternyata, regim itu dan anaknya, dibantu oleh Iran juga. Nah, ini kan sangat ironis. Hamas kerjasama dengan Iran, sementara Al Ikhwan di Suriah dibantai oleh regim Suriah yang didukung oleh Iran.

KEENAM. Propaganda bahwa Syiah Rafidhah itu musuh Zionis Israel, semua ini hanya propaganda belaka. Sejatinya mereka itu teman-karib, sahabat dekat, saling tolong-menolong, sebagian menjadi wali atas sebagian yang lain. Mereka ini selamanya tak akan pernah terlibat dalam peperangan. Kaum Yahudi membutuhkan Iran, sebagai seteru Ahlus Sunnah. Sedangkan Iran membutuhkan Yahudi, juga sebagai seteru Ahlus Sunnah. Dalam hadits Nabi Saw juga disebutkan bahwa kelak dajjal akan muncul dari Isfahan (salah satu kota di Iran yang saat ini banyak dihuni Yahudi) dengan 70.000 pasukan. Yahudi membutuhkan Iran, karena darinya akan muncul pemimpin mereka. Dan dalam literatur-literatur Syiah, sosok dajjal itu sebenarnya adalah sosok “Al Mahdi Al Muntazhar” yang selalu mereka tunggu-tunggu. Begitulah, banyak kesamaan kepentingan antara Syiah dan Yahudi.

KETUJUH. Fakta berikutnya yang sangat mencengangkan. Ternyata Syiah Iran juga menjalin kerjasama dengan China dan Rusia, dua negara dedengkotnya Komunis. Mereka ini umumnya kerjasama dalam soal industri, perdagangan, dan jual-beli senjata. Ketika Amerika berniat menjatuhkan sanksi akibat instalasi nuklir Iran, segera China dan Rusia memveto niatan itu. Kedua negara terang-terangan membela Iran. Begitu juga China dan Rusia juga membela regim Bashar Assad (semoga Allah Al Aziz segera memecahkan kepala manusia durjana satu ini, amin ya Mujibas sa’ilin) dari ancaman sanksi internasional. Sedangkan kita tahu, regim Suriah sangat dekat koneksinya dengan Iran. Jadi, kita bisa simpulkan sendiri posisi Iran di mata China, Rusia, dan regim Suriah.

Jadi kalau kemudian kita mendengar propaganda Syiah anti Yahudi, Syiah anti Amerika, Syiah anti Zionis, dan sebagainya…ya sudahlah, saya akan ketawa saja. Tidak usah dianggap serius. Anggaplah semua itu hanya “olah-raga kata-kata” saja (meminjam istilah seorang politisi busuk). Syiah selamanya akan berkawan dengan kaum kufar dan sangat apriori dengan kaum Muslimin (Ahlus Sunnah). Mereka itu lahir dari sejarah kita, tetapi wujud dan hatinya milik orang kafir. Na’udzubillah wa na’udzubillah min dzalik.

Semoga artikel sederhana ini bermanfaat. Semoga kita semakin sadar, bahwa Syiah Rafidhah bukanlah kawan. Mereka membutuhkan istilah kawan selagi masih lemah. Nanti kalau sudah kuat, mereka akan menghancur-leburkan Ahlus Sunnah. Tetapi cukuplah Allah Ta’ala sebagai Wali, Pelindung, dan Penolong kita. Dialah sebaik-baik Pelindung dan Penjaga. Walhamdulillahi Rabbil a’alamiin

Kasus Solo Bukan Terorisme Tetapi Operasi Intelijen

MT Arifin
(Pengamat Militer dan Intelijen)



Pengamat Militer dan Intelijen dari Solo, MT Arifin menceriterakan, pasca terjadinya penembakan mati terduga teroris di Solo, Farhan dan Mukhsin oleh pasukan Densus, Jum’at (31/8/2012), dirinya langsung diwawancarai oleh stasiun televisi swasta nasional dari Jakarta. Dalam wawancara itu dia mengemukakan bahwa kasus Solo itu bukanlah terorisme tetapi merupakan operasi intelijen.

Namun anehnya, sehari kemudian dirinya mendapat serangan santet yang datangnya dari arah Jakarta. “Alhamdulillah, serangan santet itu berhasil digagalkan,” ungkap MT Arifin yang juga memahami masalah supranatural tersebut. Pengamat Militer dan Intelijen itu tidak mau menduga-duga, siapa yang memerintahkan serangan jahat melalui ilmu hitam tersebut.

Berikut ini wawancara Tabloid Suara Islam dengan MT Arifin seputar terorisme dan operasi intelijen untuk menciptakan keadaan dan mengalihkan isu krusial yang terjadi pada pemerintahan SBY.


Mengapa kelompok Islam selalu disebut teroris, sedangkan Kristen seperti RMS dan OPM separatis, padahal mereka lebih banyak menimbulkan korban bagi personil TNI dan Polri ?

Persoalan istilah teroris dan separatis bukan stigmatisasi terhadap kelompok yang melakukan perlawanan pada institusi resmi, tetapi didasarkan atas konsep politik yang berkaitan dengan sifat yang ingin dilakukan dengan melakukan tindakan itu. Separatis konsepnya berkaitan dengan pemisahan, misalnya suku atau daerah ingin memisahkan diri dari negara. Sedangkan teroris konsep politik yang berkaitan dengan tindakan kekerasan untuk membentuk opini publik dan melakukan tekanan terhadap kekuasaan. Jadi dasarnya adalah konsep politik.

Dalam konteks Kenegaraan, lebih berbahaya mana antara teroris dan separatis ?

Persoalannya bukan lebih berbahaya mana antara teroris dan separatis. Persoalannya adalah gerakan itu menimbulkan efek yang bagaimana. Kemudian akibat dari efek itu akan menimbulkan konsekuensi-konsekuensi politik tertentu. Kalau dulu sampai sekarang separatis dihadapi oleh angkatan perang, tetapi kalau teroris dihadapi polisi. Kalau sekarang separatis dihadapi polisi, itu tergantung UU. Misalnya, kalau dianggap sebagai suatu tindakan yang membuat kekacauan di masyakarat dimana law and order terganggu, biasanya dihadapi polisi. Tetapi kalau sudah perlawanan total secara resmi, maka akan dihadapi militer dan semuanya dipengaruhi UU yang berlaku.

Mengapa sasaran Densus selalu umat Islam, padahal Kristen juga banyak terorisnya seperti Laskar Kristus yang aktif melakukan latihan militer di berbagai tempat tetapi dibiarkan saja ?

Kalau dilihat secara keseluruhan sebenarnya tidak begitu, terbukti Tibo cs yang melakukan pembantaian terhadap umat Islam di Poso juga dihukum mati. Sebenarnya kalau dilihat dari segi hukum, siapapun dan apapun kelompok tanpa pandang bulu diberlakukan sama. Memang di Indonesia yang sering jadi sasaran adalah umat Islam karena mayoritas. Kemudian dilihat dari pergerakan dan sejarah serta rumusan yang ada di jaringan intelijen, yang menjadi sasaran berbahaya adalah umat Islam sejak kasus pemberontakan DI-TII pada masa Kartosoewirjo. Kalau saya baca di berbagai buku intelijen, memang berasal dari sana. Sehingga Islam menjadi satu corak yang dianggap sangat menonjol. Pertanyaannya, mengapa kelompok non Islam tidak melakukan itu, karena mungkin mereka tidak terlalu besar dan lebih banyak melakukan gerakan separatisme seperti RMS dan OPM. Sebenarnya umat Islam juga pernah melakukan gerakan separatisme seperti GAM di Aceh.

Saya kira juga dipengaruhi perkembangan di tingkat global, terutama munculnya terorisme di tingkat internasional akibat kegagalan menyelesaikan kasus Afghanistan, terutama setelah terjadinya perpecahan antara kelompok Mujahiddin dengan AS pasca kekalahan Uni Soviet di Afghanistan. Juga setelah terjadinya perbedaan pendapat antara AS dengan Irak masalah minyak yang menyebabkan terjadinya Perang Teluk Persia II setelah Irak menyerbu Kuwait (1990) sampai invasi pasukan AS ke Irak (2003) yang menyebabkan jatuhnya pemerintahan Saddam Hussein. Memang setelah itu terjadi suatu pergerakan dimana Islam bangkit menjadi kekuatan pengontrol terhadap Pan Americanisme. Sehingga menjadi suatu merek yang sangat laik pasar dan itu berpengaruh terhadap Indonesia. Persoalannya, karena wilayah umat Islam di Timur Tengah kaya akan minyak bumi dan biaya produksinya sangatlah murah jika dibandingkan dengan wilayah lain yang biaya produksinya sangatlah tinggi, karena itulah wilayah umat Islam selalu menjadi sasaran negara lain.

Apa korelasi antara terorisme dengan persediaan minyak dunia ?

Tahun 2000 lalu ada pertemuan ahli intelijen internasional dari Barat yang membahas persoalan hubungan internasional, dimana dinyatakan bahwa dunia Barat sangat kritis akan kebutuhan minyak. Karena itu minyak bumi menjadi salah satu fokus persoalan hubungan antar bangsa dan kebetulan yang menjadi masalah adalah kontrol Islam atas Barat setelah bubarnya Uni Soviet. Kemudian Islam menjadi kekuatan utama yang akan mengontrol pada saat Barat melihat minyak sebagai fokus persoalan antar bangsa, karena itu menimbulkan terorisme internasional.

Kalau sebelumnya ada terorisme nasional yang melahirkan gerakan seperti IRA di Irlandia dan gelombang kedua melahirkan terorisme ideologis seperti Tentara Merah di Jepang dan Italia, sekarang terorisme internasional memperebutkan SDA strategis seperti minyak dan Islam menjadi kekuatan utamanya. Sehingga lahirlah Teori Samuel Huntington yang menganggap Islam sebagai musuh Barat setelah jatuhnya Uni Soviet. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap Indonesia yang memiliki ketergantungan bantuan, peralatan, kerjasama, pendidikan, pelatihan dan utang dari Barat.

Selama ini Densus dibentuk, dilatih serta dibiayai AS dan Australia. Bagaimana komentar Anda sebagai pengamat militer dan intelijen ?

Bukan dibiayai, justru kita yang minta bantuan kesana karena tidak memiliki dana. Ada sebuah kritikan yang berasal dari pengamat intelijen pada beberapa kasus terorisme. Katanya bukan untuk persoalan terorisme, tetapi untuk membentuk opini dan menghentak negara yang dijadikan sasaran donatur. Karena itu sekarang bukan persoalan teroris, sebab kalau dilihat dari standar terorisme secara internasional, teroris bukan seperti di Indonesia dimana mereka menembak dengan pistol. Jadi perlu adanya standar mana yang disebut teroris dan mana yang disebut kejahatan, jadi harus jelas. Sebab jika tidak, maka nanti kalau proyek yang laku teroris, maka semuanya akan dimasukkan ke dalam kerangka teroris.

Jadi semakin ramai teroris, semakin menguntungkan Densus ?

Persoalannya bukan Densus, tetapi pemerintah. Kebetulan dana yang masuk ke pemerintah sebagian dioperkan ke kepolisian melalui Densus. Itu kan kerjasama antara pemerintah, apalagi polisi berada di bawah Presiden. Jadi yang menjadi persoalan bukannya Densus, tetapi pemerintah. Polisi selalu menjadi sasaran, padahal polisi hanya menjalankan perintah siapa lagi kalau bukan dari Presiden, dimana sekarang kita sedang menjalankan sistem Presidensial. Polisi sebenarnya tidak punya apa-apa, seumpama disuruh ke Timur ya ke Timur, disuruh ke Barat ya ke Barat.

Mengapa BNPT dan Densus selalu dikendalikan mereka yang anti Islam seperti Ansyaad Mbai, Gories Mere dan Petrus Golose ?

Tidak begitu, aparat dasarnya adalah prestasi. Jadi persoalannya bukan Islam dan non Islam. Orang non Islam yang senang pada Islam juga banyak, sebaliknya orang Islam yang tidak Islamis juga banyak. Justru kadang-kadang kelemahan kita dalam melakukan penilaian selalu bertolak-belakang dari Islam dan non Islam. Bagaimanapun juga mereka tidak memiliki kekuasaan apa-apa kalau tidak diberi wewenang. Jadi persoalannya kelembagaan, yang bekerja bukan hanya dia tetapi sebuah tim besar. Banyak polisi yang Islamnya bagus, tetapi persoalannya adalah dalam rangka pengamanan lembaga negara.

Jadi muaranya tertuju pada Presiden ?

Muaranya pada misi dari sebuah nation yang ditafsirkan pemerintah. Semestinya yang bertanggungjawab adalah pemerintah, bukan polisi.

Bagaimana pandangan Anda mengenai Program Deradikalisasi yang digerakkan BNPT ?

Saya jelas tidak setuju, dalam arti titik tolaknya darimana. Persoalan radikal dan tidak radikal akan dipahami dari konteks pengetahuan dan sikap radikal karena apa. Dalam UU Politik ada persoalan yang dinyatakan radikal. Jadi sikap radikal itu bukan persoalan orang itu radikal atau tidak radikal, tetapi dibangun oleh pengetahuan terhadap perkembangan nasional dan internasional serta rasa kesadaran akan ketidakadilan. Misalnya, pemerintah dalam mengatasi persoalan dianggap tidak adil, maka ini yang membentuk sikap radikal.

Jadi persoalan deradikalisasi semestinya berkaitan dengan bagaimana pemerintah mencoba untuk melaksanakan tujuan pemerintahan mengenai keadilan, kesejahteraan rakyat, menegakkan kebenaran, menegakkan hukum dan sebagainya. Pada saat sekarang telah terjadi kesenjangan yang tajam, mengenai pandangan pemerintah dan sikap yang dimiliki kelompok Islam dan non Islam serta hubungan antar mereka. Kesenjangan itu dipengaruhi informasi yang dimiliki dan perubahan sosial yang tinggi. Hal itu menyebabkan ketajaman hubungan karena terjadinya revolusi kebudayaan, dimana di Indonesia terjadi pada saat era reformasi sekarang. Itu yang menimbulkan persoalan dan tidak diantisipasi dengan program politik yang sistematik. Berbeda dengan Korea Selatan, sudah diantisipasi sejak awal bagaimana mengatur anak-anak main games. Tetapi disini tidak dan ini yang menjadi masalah. Jadi persoalan radikal dan tidak radikal adalah persoalan proses yang dialami oleh warga negara dalam kehidupan bermasyarakat akibat adanya kesenjangan tertentu.

Bagaimana tanggapan Anda mengenai rencana BNPT yang dipimpin Ansyaad Mbai untuk melakukan Sertifikasi Ulama ?

Saya kira itu tidak tepat, sertifikasi untuk apa ? Memang salah satu problem di kalangan ulama, da’i dan mubaligh adalah dalam menghadapi persoalan dimana banyak sekali pengajian yamg diberikan kelompok muda tamatan pesantren kilat. Hal ini juga terjadi di kalangan Kristen yang diberikan kelompok muda tamatan kursus Injil. Dalam memberikan ceramah, mereka belum sampai pada tingkat dengan wawasan luas, kemudian berceramah dengan sikap fanatik, dimana akhirnya menimbulkan hasil kontra produktif. Di kalangan pemuda Kristen yang fanatik juga banyak sekali dan saya mendapat laporan ini dari salah seorang pimpinan Univeristas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah. Jadi yang terdapat kelompok fanatik bukan hanya Islam saja tetapi juga Kristen. Tetapi masalahnya Islam di Indonesia mayoritas mutlak sehingga yang menonjol fanatismenya adalah Islam, padahal di Kristen juga banyak sekali yang fanatik dan fundamentalis. Fanatisme akibat itu semestinya dibicarakan dan diatasi masing-masing agama.

Apakah Sertifikasi Ulama yang akan dilakukan BNPT merupakan penghinan terhadap ulama ?

Saya kira itu tidak ada artinya. Sertifikasi biasanya pada program fungsional yang bersifat karier. Kalau ulama kan bukan jabatan karier. Sekarang persoalannya bagaimana strategi untuk menghadapi ekses-ekses itu.

Kembali ke terorisme, apakah operasi pemberantasan teroris yang digerakkan BNPT dan Densus memang proyek yang menguntungkan, dimana semakin banyak teroris yang berkeliaran maka semakin membuat kantong mereka tebal ?

Dulunya operasi semacam ini dilakukan militer dan intelijen. Jadi operasi anti terorisme bagi polisi adalah hal baru. Sekarang yang menjadi persoalan adalah bagaimana meningkatkan kinerja polisi agar menjadi lebih professional. Tetapi bukan berarti saya mengatakan kalau polisi sekarang tidak profesional dalam menanggani kasus terorisme. Namun berdasarkan kasus yang ada, seharusnya polisi meningkatkan profesionalismenya, sehingga tidak sering melakukan kesalahan target atau sasaran. Polisi juga perlu meningkatkan pemahaman terhadap penegakan hukum dan perlindungan HAM. Selain itu persoalan terorisme seharusnya dikaji dari persoalan yang lebih tinggi, bukan hanya linier.

Bagimana Anda melihat kasus penembakan mati terhadap terduga dua teroris oleh Densus di Solo baru-baru ini ?

Saya melihatnya itu operasi intelijen, bukan terorisme. Perkara kemudian dikaitkan dengan terorisme, itu bisa saja. Karena dalam operasi itu digunakan orang yang mau. Bedanya, operasi intelijen dimaksudkan untuk menciptakan suatu keadaan, tetapi kalau terorisme menggunakan kekerasan untuk mempengaruhi suatu kebijakan. Banyak sekali kasus terorisme, tetapi kalau dilihat dari ilmu pengetahuan tentang terorisme, sesungguhnya bukan terorisme.

Kasus di Solo itu jelas merupakan operasi intelijen, jika dilihat dari sifat-sifatnya. Karena sekarang proyek yang paling laku dijual ya terorisme. Seorang teroris tidak mungkin mengaku dirinya sebagai teroris. Juga tidak mungkin teroris berkali-kali nongkrong pada satu tempat. Kalau teroris, begitu mengebom tidak akan kembali lagi ke tempat itu sampai puluhan tahun. Karena itu kita harus memperjelas, apa terorisme itu. Jangan sampai mendefinisikan terorisme dengan pola-pola kriminal. Sekarang yang terjadi di Indonesia, melihat terorisme sebagai pergerakan kriminal. Masak teroris hanya nongkrong disitu-situ saja, tidak berpindah-pindah tempat. Seharusnya teroris tidak seperti itu, karena konsekuensinya mati. Saya kira terorisme sebagai suatu cara untuk mengalihkan isu. Sebab kalau ada persoalan yang muncul di pemerintahan, maka untuk mengalihkan isu muncullah operasi pemberantasan terorisme. Kalau sudah begitu, semua media massa pasti akan melupakannya dan mengarahkannya kesana.

Kalau kasus penembakan mati dua orang terduga teroris di Solo, untuk mengalihkan isu yang mana di pemerintahan SBY ?

Kita lihat dari kategorinya, seperti kasus M Thoriq di Tambora, Jakarta. M Thoriq sudah diamati sejak setahun lalu, tetapi mereka baru menangkapnya pada saat diperlukan untuk mengalihkan isu. Seperti kasus Solo, adanya pemberitaan seorang anggota Densus yang mati tertembak tidak sebagaimana yang saya peroleh kabarnya. Juga kasus polisi yang tertembak di Prembun Purworejo beberapa waktu lalu. Kabarnya tertembaknya polisi tersebut hanya karena rebutan wanita, tetapi kemudian dikabarkan karena ditembak teroris. Waktu itu saya sudah protes pada salah seorang pejabat kepolisian di Polda Jateng, tetapi katanya sudah dilaporkan kasus yang sebenarnya ke Mabes Polri, tetapi ketika sampai di Jakarta ceriteranya jadi berubah menjadi kasus terorisme.

Banyaknya kasus terorisme, apa memang tujuannya untuk mendiskreditkan umat Islam Indonesia yang mayoritas ?


Persoalannya bukan umat Islam. Persoalannya kasus terorisme bisa digunakan untuk berbagai kepentingan. Seperti kepentingan untuk mengalihkan perhatian, peningkatan program sehingga mendapat dana yang besar, agar kinerjanya terlihat efektif dan sebagainya. Jadi kebetulan saja mereka latar belakangnya beragama Islam.

Mengapa setiap menjelang kedatangan pejabat tinggi AS ke Indonesia, selalu muncul kasus terorisme, seperti baru-baru ini menjelang kedatangan Menlu Hillary Clinton ?

Kalau itu bisa saja penafsiran-penafsiran, tetapi benar dan tidaknya kita tidak tahu. Karena dalam kasus terorisme di Indonesia sering kali terjadi kekurangan data, maka perlu dibuat data baru, sehingga dalam berbagai kasus terjadi seperti itu.

Bagaimana menurut Anda, sikap umat Islam Indonesia dalam menghadapi kasus terorisme yang sering terjadi ?

Pertama, media massa tidak memberitakan tentang terorisme dan penyelesaiannya. Kedua, umat Islam sebaiknya bersikap tidak reaktif. Sebab kalau bersikap reaktif maka ibarat paling enak dioper bola, pasti akan memburu. Jadi begitu ada isu terorisme muncul, pasti ada masalah yang sangat kritis di pemerintahan. Jadi sepertinya umat Islam tidak terkendali dan paling mudah dioper bola agar memburunya. Ketiga, umat Islam perlu mengetahui berbagai informasi strategis.

Sebab salah satu permasalahan yang dihadapi umat Islam Indonesia sehingga mudah menjadi radikal adalah karena membaca buku-buku terjemahan dari luar yang sangat berbeda dengan kondisi dan situasi di Indonesia. Pasalnya, ketika agama jauh dari kajian kebudayaan, maka akan cenderung radikal. Sebaliknya, tatkala agama dikembangkan atas dasar pergulatan antara masyarakatnya dengan kebudayaan, maka akan cenderung tidak radikal, sebagaimana dakwah yang dikembangkan para Wali Songo dengan melalui pendekatan kebudayaan.

Abdul Halim