Hidayatullah.com--Pasukan militer Yaman yang didukung penuh oleh milisi kabilah melancarkan sebuah serangan yang bertujuan mengambil alih kota Zinjibar, ibukota Provinsi Abyan Selatan, demikian keterangan dari pejabat resmi pemerintah setempat pada hari Ahad (18/8/2011) sebagaimana dilansir Kantor Berita Reuters yang dikutip oleh situs Arabnews.
Serangan tersebut dilancarkan setelah selama berbulan-bulan lamanya terjadi bentrokan antara tentara pemerintah yang didukung oleh milisi kabilah dengan kaum militan yang telah menduduki ibukota dan kota lainnya.
Belasan orang terbunuh dan tak kurang dari 54 ribu rakyat sipil terpaksa angkat kaki dari Abyan, yang telah menjelma menjadi ladang pertumpahan darah setiap harinya semenjak tentara pemerintah menghadapi penentangan yang terus meningkat, yang oleh pemerintah disebut-sebut memiliki keterkaitan dengan al-Qaidah.
Setelah memakan waktu berminggu-minggu lamanya, pemerintah akhirnya merespons permintaan bantuan dari sebuah brigade militer yang terkepung di dekat kota Zinjibar dengan mengirimkan bala bantuan pertama pada hari Sabtu.
Zinjibar sendiri terletak di sebelah timur Selat Bab Al-Mandab yang strategis, sebuah terusan di mana kurang lebih tiga juta barel minyak bumi mengalir melaluinya setiap hari.
“Kepala Kementerian Pertahanan mengirimkan bala bantuan termasuk tank-tank militer, peluncur roket dan 500 tentara tambahan,” ujar seorang pejabat pemerintah setempat.
“Pasukan ini memulai serangan oleh rentetan tembakan mortir dari tank-tank berat dan luncuran roket dari kapal-kapal angkatan laut dalam rangka membebaskan Brigade ke 25 yang tertahan di luar kota Zinjibar dan berada di bawah kepungan selama lebih dari satu bulan, lanjut pejabat tersebut.
Milisi kabilah yang ikut serta dalam penyerangan di akhir pekan tersebut mengatakan bahwa mereka telah mengirimkan sekitar 450 pasukan ke Zinjibar.
Sementara itu, serangan besar-besaran yang dimulai pada Sabtu tengah malam tersebut telah menyebabkan jatuhnya belasan korban di kota Zinjibar. Seperti diceritakan para penduduk kepada Reuters, mobil-mobil ambulans milik tentara meraung-raung membelah kota pada hari Minggu, disarati dengan belasan orang-orang yang terluka parah.
Di dekat Jaar, massa yang mengepung kota tersebut sejak Maret mengirimkan pasukan bersenjata untuk mengepung dan menduduki sebuah rumah sakit milik pemerintah, demikian lansir Reuters. Mereka menggunakan rumah sakit tersebut untuk merawat anggota pasukan mereka dari Zinjibar yang terluka.
Para dokter dan pasien diizinkan untuk meninggalkan RS karena mereka membawa tim medis mereka sendiri ke dalam RS tersebut.
Seorang pejabat pemerintah setempat menuturkan bahwa sekira 20 orang dari kalangan militan terbunuh dan puluhan lainnya dari kedua belah pihak terluka. Lebih lanjut dia menyatakan bahwa secara keseluruhan 33 orang dari kalangan militan telah terbunuh semenjak serangan tersebut dimulai, tetapi dari kalangan tentara pemerintah baru 2 tentara yang telah dikonfirmasi tewas.
Para juru medis di Zinjibar menolak memberikan estimasi mengenai jumlah tentara yang tewas, mereka beralasan bahwa mereka sangat kewalahan dengan banyaknya korban yang jatuh dan dibawa ke rumah sakit.*/ Zahratun Nahdhah
Red: Cholis Akbar
Serangan tersebut dilancarkan setelah selama berbulan-bulan lamanya terjadi bentrokan antara tentara pemerintah yang didukung oleh milisi kabilah dengan kaum militan yang telah menduduki ibukota dan kota lainnya.
Belasan orang terbunuh dan tak kurang dari 54 ribu rakyat sipil terpaksa angkat kaki dari Abyan, yang telah menjelma menjadi ladang pertumpahan darah setiap harinya semenjak tentara pemerintah menghadapi penentangan yang terus meningkat, yang oleh pemerintah disebut-sebut memiliki keterkaitan dengan al-Qaidah.
Setelah memakan waktu berminggu-minggu lamanya, pemerintah akhirnya merespons permintaan bantuan dari sebuah brigade militer yang terkepung di dekat kota Zinjibar dengan mengirimkan bala bantuan pertama pada hari Sabtu.
Zinjibar sendiri terletak di sebelah timur Selat Bab Al-Mandab yang strategis, sebuah terusan di mana kurang lebih tiga juta barel minyak bumi mengalir melaluinya setiap hari.
“Kepala Kementerian Pertahanan mengirimkan bala bantuan termasuk tank-tank militer, peluncur roket dan 500 tentara tambahan,” ujar seorang pejabat pemerintah setempat.
“Pasukan ini memulai serangan oleh rentetan tembakan mortir dari tank-tank berat dan luncuran roket dari kapal-kapal angkatan laut dalam rangka membebaskan Brigade ke 25 yang tertahan di luar kota Zinjibar dan berada di bawah kepungan selama lebih dari satu bulan, lanjut pejabat tersebut.
Milisi kabilah yang ikut serta dalam penyerangan di akhir pekan tersebut mengatakan bahwa mereka telah mengirimkan sekitar 450 pasukan ke Zinjibar.
Sementara itu, serangan besar-besaran yang dimulai pada Sabtu tengah malam tersebut telah menyebabkan jatuhnya belasan korban di kota Zinjibar. Seperti diceritakan para penduduk kepada Reuters, mobil-mobil ambulans milik tentara meraung-raung membelah kota pada hari Minggu, disarati dengan belasan orang-orang yang terluka parah.
Di dekat Jaar, massa yang mengepung kota tersebut sejak Maret mengirimkan pasukan bersenjata untuk mengepung dan menduduki sebuah rumah sakit milik pemerintah, demikian lansir Reuters. Mereka menggunakan rumah sakit tersebut untuk merawat anggota pasukan mereka dari Zinjibar yang terluka.
Para dokter dan pasien diizinkan untuk meninggalkan RS karena mereka membawa tim medis mereka sendiri ke dalam RS tersebut.
Seorang pejabat pemerintah setempat menuturkan bahwa sekira 20 orang dari kalangan militan terbunuh dan puluhan lainnya dari kedua belah pihak terluka. Lebih lanjut dia menyatakan bahwa secara keseluruhan 33 orang dari kalangan militan telah terbunuh semenjak serangan tersebut dimulai, tetapi dari kalangan tentara pemerintah baru 2 tentara yang telah dikonfirmasi tewas.
Para juru medis di Zinjibar menolak memberikan estimasi mengenai jumlah tentara yang tewas, mereka beralasan bahwa mereka sangat kewalahan dengan banyaknya korban yang jatuh dan dibawa ke rumah sakit.*/ Zahratun Nahdhah
Red: Cholis Akbar
0 komentar:
Posting Komentar